Surabaya - Setiap negara
memerlukan kekuatan pertahanan yang cukup. Demikian juga dengan
Indonesia. “Saya tidak percaya dan saya kurang setuju jika ada yang
mengatakan dunia masa kini tidak lagi memerlukan kekuatan pertahanan.
Katanya dunia akan lebih damai, demokrasi akan hadir dimana-mana, dan
setiap konflik dapat diselesaikan secara damai. I do not believe it,”
ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Penegasan tersebut disampaikan Presiden SBY
selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) pada Sidang
KKIP 2014, di Lounge Majapahit, Markas Komando Armada Republik Indonesia
Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) siang.
Meskipun tidak lagi menganut geopolitik pasca perang dunia kedua dan
tidak lagi hidup dalam suasana perang dingin, menurut Presiden SBY,
sebagai negara yang berdaulat Indonesia memerlukan kekuatan pertahanan
yang tangguh.
“Hari ini kita melihat hasil modernisasi dan pembangunan kekuatan
matra laut. Beberapa saat yang lalu, kita juga saksikan hal yang sama di
jajaran TNI AU dan insya Allah dalam waktu dekat, akan kita lihat
secara langsung apa yang dilakukan oleh TNI AD,” Presiden menambahkan.
Sebelumnya, di berbagai kesempatan, Presiden SBY telah menyampaikan
bahwa Indonesia sudah cukup lama tidak meningkatkan kemampuan alutsista
serta melakukan modernisasi kekuatan pertahanan, antara lain, 15 tahun
silam ketika Indonesia mengalami krisis. Indonesia juga tidak cukup
melakukan langkah-langkah modernisasi karena krisis ekonomi yang dalam.
“Kita tidak memiliki resources, sumber finansial untuk lakukan
modernisasi dan pembangunan kekuatan,” tutur SBY.
“Alhamdulillah, justru pada saat ekonomi global mengalami gejolak dan
krisis, ekonomi Indonesia tumbuh positif bahkan tergolong tinggi
diantara negara-negara G20 dan akhirnya dengan ijin Allah SWT, kita bisa
melakukan modernisasi kekuatan dan peningkatan, serta penambahan
alutsista dan sekaligus pembangunan kekuatan dan peningkatan
profesionalitas jajaran kepolisian kita,” SBY menjelaskan.
Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan ini merupakan sidang
perdana KKIP dengan keanggotaan sesuai UU No.16 tahun 2012 tentang
Industri Pertahanan. Pada sidang perdana ini, Presiden SBY mendengarkan
laporan dari Menhan Purnomo Yusgiantoro mengenai hal yang sedang dan
akan dilakukan KKIP dalam rangka pengembangan industri pertahanan.
“Tujuan dilaksanakannya pertemuan ini sangat penting, agar kita bisa
merencanakan, mengembangkan kebijakan, dan kemudian disertai dengan
implementasi kebijakan untuk kepentingan industri pertahanan secara
khusus, dan untuk kepentingan pertahanan kita secara umum,” terang SBY.
Hadir pada pertemuan ini, antara lain, Menhan Purnomo Yusgiantoro,
Mendikbud M. Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri PU Djoko Kirmanto,
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menkominfo Tifatul
Sembiring, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Sekretaris Negara
Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KASAL
Laksamana Marsetio, Ketua KEN Chairul Tandjung, Wakil Menteri Agama
Nazarudin Umar, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar