Kamis, 13 Maret 2014

DPD - Partai Demokrat Jakarta Masih Masuk Tiga Besar

Jakarta - Hasil riset terhadap popularitas dan elektabilitas partai politik menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 berbeda-beda dari lembaga satu dengan yang lainnya. 
Muncul dugaan kuat, bahwa ada survei pesanan yang sengaja di-publish sebagai instrumen kampanye.

Partai Demokrat sering menjadi subyek yang dirugikan oleh rilis dan hasil-hasil survei abal-abal lembaga yang tidak kredibel tersebut.

Demikian dikatakan Humas Tim Pemenangan DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Anis Fauzan, Rabu (12/3).

“Ada pergeseran esensi dimana sebelumnya riset dilakukan untuk menjadi alat ukur dan barometer yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis menjadi alat propaganda dan instrumen kampanye pihak-pihak tak bertanggungjawab,” kata Anis.

Namun, dari sekian banyak lembaga survei abal-abal, lanjut Anis, seperti yang diungkapkan dosen UI Ade Armando, ada juga lembaga-lembaga yang masih konsisten dan memegang teguh pedoman akademis, seperti Saiful Mudjani Research & Consulting (SMRC). Beberapa waktu lalu,

SMRC merilis hasil survei terbarunya dimana Partai Demokrat masih berada di urutan 3 besar di tingkat nasional.

Hasil survei SMRC ini tak jauh berbeda dengan survei daerah pemilihan (dapil) yang pernah dilakukan DPD Demokrat DKI pada bulan Januari 2014 lalu bekerjasama dengan beberapa kampus di Jakarta. Survei dilakukan di 10 dapil DPRD Provinsi DKI Jakarta. Hasilnya, Partai Demokrat Jakarta masih berada di urutan 3 besar, bedanya hanya di prosentase. Partai Demokrat Jakarta berada 2 poin di atas survei nasional. Nasional 10,4 persen, sedangkan Jakarta 12,3 persen.

“Hasil yang kami dapat dalam riset ini kontradiktif dengan suara subang lembaga survei abal-abal selama ini,” jelas Anis.

Bagi kami, sambung Anis, independensi survei itu penting untuk memotret banyak hal di masyarakat. Kalau mengutip teori Klaus Schütz dari Jerman yang mengatakan bahwa manusia secara terus menerus menciptakan realitas sosial mereka dalam rangka berinteraksi dengan yang lain. Sehingga perubahan perilaku pemilih berubah sesuai dengan hasil ciptaan realitas sosial dan interaksi dengan masyarakat di sekitar mereka.

“Dari teori tersebut, Partai Demokrat DKI Jakarta menjadi tahu apa dan bagaimana seharusnya kita bertindak dalam rentang waktu yg sudah tidak panjang lagi, tapi tetap maksimal dan bisa mencapai target diatas 15 persen di 9 April nanti,” ujarnya. (TeamPD/Gs)

Dialog Rakyat untuk Bangsa: Infrastruktur adalah Tulang Punggung Perekonomian

Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI  Ir Nova Iriansyah menegaskan, secara universal ada rumus, apabila jalan bagus sekian kilometer bisa meningkatkan pertumbuhan perekonomian sekian persen per tahunnya. 
Hal itu disampaikannya dalam diskusi “Dialog Rakyat untuk Bangsa” dengan topik “Infrastruktur Sebagai Tulang Punggung Perekonomian” di Sekretariat   Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, lantai 1,  Graha Kramat 7, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat,  Rabu, 12 Maret 2014.
Diskusi terbuka yang digelar hampir setiap hari usai makan siang tersebut, selain menghadirkan Nova Iriansyah sebagai narasumber juga Ir Darmantyo Saptodewo (Ketua Komite Daya Saing dan Dukungan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional) dan sebagai moderator Clara Wresti (wartawan senior Harian Umum Kompas).
Nova, yang duduk di Komisi V DPR-RI, mengatakan, setiap kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara akan menmbuat pertumbuhan perekonomian terganggu. Ini sdh terbukti secara empirik. Contoh, pelaku ekonomi di pelabuhan, bilamana terjadi kerusakan infrastruktur di pelabuhan maka masa tunggu barang akan naik, sewa akan naik, barang terlambat sampai ke pasar, semua jatuhnya ke inefisiensi rupiah. Secara garis besar angka pertumbuhan perekonomian kita akan turun. Hal yang sama pun akan terjadi pada bandar udara bila ada kerusakan infrastruktur. Itu yang menyebabkan infrastruktur menjadi tulang punggung perekonomian.
Acara Dialog Rakyat untuk Bangsa kali ini dihadiri oleh para mahasiswa, masyarakat umum, para insan pers, kader dan simpatisan Partai Demokrat. (TeamPD/GS)

Dahkan Iskan dan Endriartono Sutarto Resmi Masuk Partai Demokrat

Jakarta - Menteri Negara Urusan BUMN, Dahlan Iskan, resmi telah bergabung dengan Partai Demokrat.
Kabar tersebut dibenarkan juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, di Media Centre Pramono Edhie Wibowo, Menteng, Jakarta, siang ini.

"Iya dia sudah meminta jadi kader kita, sudah meminta mau jadi jurkam (juru kampanye) kita welcome (menyambut, red) siapa aja," ujar Ruhut.
Selain Dahlan, Partai Demokrat juga memiliki tambahan tenaga baru yakni Jenderal (Purn) Endriarto Sutarto. Menurut Ruhut, keduanya tinggal menunggu keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono apakah perlu dikukuhkan atau tidak.
"Secara pernyataan itu otomatis resmi (bergabung). Tinggal apakah perlu dikukuhkan atau tidak nanti tinggal Pak SBY. Tapi sudah bersama kita. Dia sama Pak Tarto (Endriartono Sutarto)," tambah Ruhut.
Dengan demikian, dari 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, enam pesertanya sudah menjadi kader Demokrat. Mereka adalah Pramono Edhie Wibowo, Hayono Isman, Marzuki Alie, Sinyo Harun Sarundajang, Dahlan Iskan, Endriartono Sutarto. (TeamPD/Gs)