Senin, 17 Maret 2014

SBY yakin Demokrat jadi partai kuat dan mengayomi

Bantul  - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meyakini Partai Demokrat akan menjadi partai yang kuat, modern, dan mengayomi di negeri ini.

"Nama saya SBY, sampai kapan pun akan menjadi kader Partai Demokrat, karena saya yakin, Demokrat akan jadi partai kuat, modern yang mengayomi negeri ini dan bisa memajukan kehidupan bangsa dan negara kita," kata SBY saat kampanye terbuka Partai Demokrat di Lapangan Pendowoharjo Bantul, DIY, Senin.

Pada kesempatan itu, SBY menyapa ribuan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memadati Lapangan Pendowoharjo dalam kampanye perdana SBY. "Apa kabar Bantul, Sleman, Gunung Kidul".

"Saudara-saudara, mengapa kita berkumpul di sini...ada yang bilang kangen sama SBY, Saya lebih kangen sama bapak, ibu, dan semuanya," kata SBY disambut sorak dan tepuk tangan warga.

SBY yakin bahwa dalam lima tahun mendatang negara Indonesia makin baik, lima tahun lagi DIY makin maju, keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran SBY yang telah memimpin negeri ini selama 10 tahun dengan dukungan penuh Partai Demokrat.

"Banyak yang sudah kita capai, dan banyak yang kita hasilkan, jangan sampai lima tahun berikutnya lagi negara kita malah mundur, jangan sampai lima tahun ke depan apa yang kita hasilkan itu tidak berlanjut, apalagi program yang disukai rakyat diobrak-abrik," kata SBY.

SBY mengatakan, Partai Demokrat akan menjadi benteng yang bekerja sekuat tenaga dan terus berjuang agar semua yang telah baik dan dirasakan oleh rakyat selama 10 tahun ini dapat dijaga.

"Oleh karena itu bertekadlah kita hari ini, di Bantul kita semua akan mengawal pembangunan lima tahun mendatang, itulah yang ini saya sampaikan," kata SBY mengakhiri orasi kampanye.

Usai orasi, SBY kemudian menyanyikan sebuah lagu milik Godbless berjudul "Rumah Kita" dengan didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan putra kedua SBY, Edhie Baskoro atau biasa disapa Ibas.

Kampanye partai Demokrat di Bantul itu dimeriahkan sejumlah penyanyi terkenal seperti pedangdut Cici Paramida, grup band musik yang sedang naik daun Wali Band, dan penyanyi Rio Febrian. (TeamPD/Gs)

Warga Yogyakarta Kangen? SBY Lebih Kangen


Bantul, Jogjakarta Kota Yogyakarta memiliki ikatan emosional yang dalam bagi Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena itu SBY mengaku rindu berada dan bertemu dengan masyarakat Yogyakarta.
Hal itu terungkap saat SBY tampil sebagai Juru kampanye nasional (Jurkamnas) utama dalam kampanye di Lapangan Pendowoharjo, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (17/3/2014). SBY berkisah, dua puluh tahun lalu dirinya pernah bertugas di Yogyakarta.
Bukan itu saja, menurut SBY, isterinya Ani Yudhoyono dilahirkan di daerah ini juga. Bahkan, dua tahun yang lalu, kisahnya, sejak Indonesia merdeka, pertama kalinya DIY memiliki Undang-undang tentang Keistimewaan dan pemerintahan Yogyakarta.
"Sejak Indonesia merdeka, baru dua tahun yang lalu kita memilikinya," ungkap SBY disambut riuh-rendah suara ribuan massa simpatisan PD yang hadir. Hadir bersama SBY, di antaranya Ani Yudhoyono, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Ketua DPP PD Roy Suryo, Ketua DPP PD Ruhut Sitompul dan Anggota Dewan Pembina PD, Pramono Edhie Wibowo.
Karena alasan itu lah, SBY mengatakan dirinya sangat kangen sekali berada dan bertemu masyarakat Yogyakarta.
"Ada yang bilang kangen sama SBY. Saya yang lebih kangen sama semuanya. Saya senang berada di Yogyakarta, di Bantul," ucap SBY disambut sorak-sorai ribuan massa simpatisan PD. (TeamPD/Gs)

Juru kampanye nasional Partai Demokrat, Ani Yudhoyono, Jangan Bilang "Kere", Nanti Allah Marah

Magelang, Jawa TengahJuru kampanye nasional Partai Demokrat, Ani Yudhoyono, menyampaikan sejumlah capaian pemerintah di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kampanye Partai Demokrat di Lapangan Pujon, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (16/3/2014). Sempat ada kejadian unik ketika Ani mencoba berinteraksi dengan bertanya soal kepuasan masyarakat akan kondisi ekonomi saat ini.
"Benarkah negara kita tidak ada kemajuan sama sekali? Benarkah hidup rakyat semakin sengsara? Coba, siapa punya HP?" tanya Ani.
Ribuan simpatisan yang hadir dalam kampanye Demokra itu langsung menyahut. Ada pula yang tunjuk tangan. "Bohong kalau enggak ada. Tentu kita harus katakan, negara kita semakin baik," ujar Ani.
Ia mengatakan, perekonomian Indonesia tumbuh tinggi dan menjadikan negara ini berada pada peringkat ke-16 di dunia. Ia menyebutkan, dalam waktu 10 tahun pascareformasi, Indonesia telah berkembang pesat dan berhasil masuk sebagai anggota G-20. "Dadi sopo sing kere (jadi siapa yang sengsara, red)?" tanya Ani.
Pertanyaan itu langsung direspons oleh ratusan massa yang berada di sebelah kanan panggung. Kumpulan massa itu mayoritas anak-anak muda. "Saya!" teriak mereka kompak.
Mendengar keluhan itu, Ani pun berpaling dan mengulangi kembali pertanyaannya. Suara dari sudut ini meredup. Ani kemudian mengeluarkan nasihat. "Jangan begitu, nanti Allah marah. Pakaiannya bagus-bagus. Jadi, tidak seperti itu, ya," kata Ani.
Selain Ani Yudhoyono, kampanye di Magelang ini juga dihadiri juru kampanye Demokrat, yakni Ketua Harian Syarief Hasan dan Wakil Ketua Umum Agus Hermanto. Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo dan Dahlan Iskan, juga hadir. Dahlan sedianya dilantik menjadi kader partai tersebut. Namun, pelantikan itu batal karena Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono absen dalam kampanye karena tengah berada di Riau. (TeamPD/Gs)

Presiden Simpulkan 7 Penyebab Bencana Asap di Riau


Riau - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimpulkan tujuh (7) penyebab dan akar masalah terjadinya kebakaran lahan terus terjadi di Riau. Kesimpulan tersebut, menurut Presiden, sebagai hasil mendalami dan dialognya dengan masyarakat.
"Hari ini saya meninggalkan Riau setelah bekerja selama 3 hari 2 malam untuk mengatasi bencana asap. Alhamdulillah cuaca Pekanbaru cerah," tulis Presiden SBY mengawali rangkaian Tweetnya.
Melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono, yang diunggahnya Senin (17/3) siang, Presiden SBY menyebutkan ketujuh penyebab itu:
1. Cuaca ekstrim,
2. Adanya lahan gambut yang mudah terbakar,
3. Kebiasaan bercocok tanam penduduk dengan cara membakar.
4. Pembakaran lahan secara meluas yang bermotifkan finansial,
5. Tidak optimalnya pencegahan pembakaran lahan oleh aparat di tingkat bawah.
6. Kurang cepat dan kurang efektifnya pamadaman api
7. Penegakan hukum yang tidak bmampu menyentuh otak pelaklu pembakaran.
Presiden SBY telah menegaskan kebijakan dan memberi instruksi pemadaman api untuk menghilangkan asap maksimal dalam tiga minggu.
Untuk mendukung upaya pemadaman api, Presiden menggelar operasi militer dengan melibatkan  1.800 personel TNI. Pasukan ini dikirim melalui upacara gelar kesiapan di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/3) yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
”Ini adalah operasi militer, selain perang,” kata Presiden SBY, di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (15/3), seraya memerintahkan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri melaksanakan tugas pemadaman api dan asap.
Presiden SBY menambahkan, setelah lima bulan pemerintah akan menertibkan  kawasan dan pencegahan kebakaran berkelanjutan  mengandalkan kekuatan daerah, dengan dukungan pemerintah pusat.
Guna mendukung pencegahan kebakaran di masa mendatang, pemerintah akan mengadakan pesawat pemadam kebakaran (water bomber) dan bantuan peralatan kepada penduduk agar tidak lagi membakar.
"Perusahaan-perusahaan yang berusaha di Riau saya minta untuk berkontribusi melalui program CSR, dalam pengadaan sarana dan peralatan. Mereka bersedia," kata Presiden SBY.
Dari sisi hukum, Presiden meminta untuk ditegakkan secara tegas, cepat dan keras bagi  pihak-pihak yang masih melakukan pemkabaran dan mengakibatkan  bencana asap.
"Insya Allah, dengan kebijakan dan cara ini, Riau akan berubah. Semua kita abdikan untuk rakyat kita. Terutama saudara-saudara kita di Riau," katanya. (TeamPD/Gs)

SBY Tiba di Yogyakarta


Yogyakarta - Setelah terbang sekitar dua jam dari Pekanbaru, Riau, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Pangkalan TNI-AU Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (17/3) pukul 10.30 WIB. Kunjungan ini untuk meneruskan jadwal Presiden yang tertunda karena harus menggordinasikan operasi tanggap darurat bencana asap di Riau.
Kunjungan ke Yogyakarta ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan SBY ke Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY yang sudah dijadwalkan sebelumnya. SBY meninggalkan Jakarta sejak Selasa (11/3) pekan lalu. Dimulai dari Surabaya, Lamongan, Tuban, di Jawa Timur. Kemudian SBY ke Kudus, Semarang, dan Solo di Jawa Tengah. Dari Solo, jadwal SBY berubah karena harus ke Pekanbaru.
Ibu Ani yang menyertai rangkaian kunjungan kerja tersebut tetap tinggal di Solo untuk meneruskan agenda SBY yang sudah terjadwal. Dari Solo, Ibu Ani kemudian ke Magelang dan Yogyakarta untuk bergabung bersama SBY.
Ikut dalam rombongan kepresidenan, diantaranya, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menhut Zulkilfli Hasan, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Kepala BIN Marciano Norman. (websitepresiden/TeamPD/Gs)

Pagi Ini SBY Lanjutkan Kunjungan ke Yogyakarta


Pekanbaru, Riau - Setelah tiga hari memimpin langsung operasi tanggap darurat asap, Senin (17/8) pagi ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan kunjungan yang sempat tertunda ke Yogyakarta. Presiden dijadwalkan meninggalkan Riau melalui Pangkalan TNI Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, pukul 08.15 WIB dengan dilepas oleh Gubernur Annas Maamun.
Selama di Riau, Kepala Negara berkesempatan meninjau sejumlah lokasi pembakaran, diantaranya di Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar. SBY mengoordinasikan dan memastikan operasi tanggap darurat bencana asap berjalan efektif dan terpadu.
SBY juga melakukan pertemuan dengan kepala daerah se Provinsi Riau dan pengusaha pemegang HPH (Hak Pengusaha Hutan). Semua itu dilakukan sekaligus untuk mencari masukan sebelum menetapkan solusi jangka panjang dan permanen bagi persoalan kebakaran dan asap Riau.
Pagi ini, sebelum meninggalkan Pekanbaru, SBY akan menghadiri apel pagi satuan tugas terpadu di Pangkalan TNI Roesmin Nurjadin.
Di Yogyakarta sendiri sudah ada Ibu Ani. Dari Solo, Jawa Tengah, lalu Ibu Ani ke Magelang dan Yogyakarta untuk melanjutkan agenda kerja SBY yang batal dilakukan karena harus mengoordinasikan penanganan asap Riau.
Penerbangan Pekanbaru-Yogyakarta ini akan ditempuh sekitar 2 jam. Ikut dalam rombongan, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menhut Zulkilfli Hasan, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Kepala BIN Marciano Norman. (websitepresiden/TeamPD/Gs)

Dua Kebijakan Atasi Asap di Riau


Pekanbaru, Riau - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tahap kebijakan dan program aksi dalam mengatasi bencana asap Riau. Pertama, melakukan operasi tanggap darurat terpadu, dan kedua adalah penertiban kawasan dan pencegahan bahaya asap.
“Tujuan jangka pendeknya api padam dan asap hilang. Jangka menengahnya tak ada lagi kebakaran ladang dan asap di Riau secara terus-menerus,” ujar Presiden SBY pada apel pagi satuan tugas penanganan bencana asap, di Pangkalan TNI-AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, sebelum bertolak ke Yogyakarta, Senin (17/3) pagi.
Untuk operasi tanggap darurat sendiri, waktu pelaksanaannya dalam tiga pekan, terhitung sejak tiga hari yang lalu. Presiden berharap maksimal dalam tiga pekan api di seluruh Riau dapat dipadamkan dan asap benar-benar bisa hilang.
“Saya instruksikan kepada satgas untuk menggunakan segala peralatan dan lakukan segala cara” kata SBY.
Upaya tersebut harus tetap berlandaskan tiga pilar. Yaitu, aksi pemadaman api oleh TNI, Polri dan BNPB; pelayanan kesehatan bagi mereka yang terdampak asap ini; dan penegakan hukum yang harus dilaksanakan secara tegas, keras, dan cepat.
“Kita harus memberikan efek jera kepada mereka yang tidak bertanggung jawab yang mengganggu kehidupan masyarakat sehari-hari, melumpuhkan transportasi, dan banyak sekali kerugian material akibat tindakan yang tak bertanggung jawab itu,” Presiden menegaskan.
“Penegak hukum saya harap tidak lunak terhadap tindakan yang tidak bertanggung jawab itu,” tambahnya.
Kepala Negara juga meminta satuan TNI/Polri digelar dan dioperasikan di semua wilayah yang terdampak. “Jangan ada wilayah yang tak terjamah, semua harus didatangi, dan tuntaskan tugas” Presiden SBY menginstruksikan.
Adapun komando pengendalian operasi pada tingkat nasional berada di tangan Kepala BNPB dan untuk tingkat daerah adalah Gubernur Riau.
Sementara itu, untuk tahap kedua yaitu penertiban kawasan dan pencegahan bencana asap di masa mendatang, akan segera dilaksanakan mulai bulan April hingga September 2014, sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden SBY. “Saya ingin kita bisa lakukan sebanyak mungkin yang kita lakukan agar tidak membebani Presiden baru dan pemerintahan yang dipimpinnya kelak,” tutur SBY.
Sasaran dari penertiban kawasan dan pencegahan bencana mencakup tiga hal. Pertama, harus menertibkan perkebunan-perkebunan ilegal dimana mungkin mendapat izin dari kepala desa namun bertabrakan dengan UU. Kedua, harus dihentikannya prakik-praktik ilegal logging. Pesiden melihat sendiri melalui foto udara ada titik-titik yang terjadi pembalakan liar. Ketiga, harus memiliki sistem sekaligus protap (prosedur tetap) dan aksi nyata di lapangan untuk pencegahan dan tindakan dini manakala tetap ada kebakaran.
“Kita harus bisa memberikan perlindungan. Banyak masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban akibat ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Kalau masih ada kebakaran, kita harus memastikan warga punya peralatan untuk memadamkan,” SBY menegaskan. Agar penduduk tidak membakar lahan untuk membuka ladang diberi bantuan peralatan.
Kepada perusahaan pemegang HPH, Presiden meminta ikut berkontribusi menyediakan peralatan untuk memadamkan api, melalui program CSR, sekaligus untuk membantu penduduk. “Pemerintah pusat dan daerah juga akan siapkan anggaran untuk memadamkan api dan menghilangkan asap,” ujar Presiden.
Tak lupa, Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras mengatasi bencana asap dan memadamkan api. “Tugas yang saudara laksanakan mulia karena melindungi rakyat kita, menjaga perkonomian nasional, dan yang paling penting membentuk budaya baru,” kata Presiden SBY.
Riau, ujar SBY, harus berubah. “Saya mengajak saudara-saudara di Riau untuk membangun budaya baru, semangat baru untuk membangun daerah ini agar bebas dari asap dan kebakaran,” SBY menandaskan. (websitepresiden/TeamPD/Gs)