Minggu, 16 Maret 2014
Masih Ada Elemen yang Belum Bekerja dalam Kasus Kebakaran di Riau
Pekanbaru, Riau - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan para kepala daerah se Provinsi Riau dan pengusaha pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan) di Gedung Daerah, Kompleks Rumah Dinas Gubernur Provinsi Riau, Pekanbaru, Minggu (16/3) sore. Hadir 74 perusahaan, 12 bupati/walikota, 141 camat, dan 140 Kapolsek.
“Kamis siap mendengar arahan dari Bapak Presiden,” ujar Gubernur Riau Annas Maamun.
Di awal arahannya, Presiden SBY mengingatkan tahun lalu juga dilakukan operasi militer untuk mengatasi bencana asap Riau. Tak sampai 10 hari operasi tuntas. Mestinya tahun ini tidak terjadi lagi. Tapi kenyataannya lain, di provinsi ini terjadi lagi, di tempat yang sama,” kata Presiden.
Kepala Negara mengikuti utuh perkembangan situasi di Riau ini. Secara berkala, menteri terkait dan Kepala BNPB melaporkan perkembangan. Gubernur, walikota, jajaran TNI/Polri, dan semua instansi pemerintah, juga perusahaan-perusahaan telah berupaya agar tidak terjadinya kebakan.
Namun kenyataannya bencana masih terjadi. “Masih ada elemen-elemen yang belum bekerja secara penuh. Saya tidak suka kalau ada yang mengatakan bahwa ini faktor ini alam semetsa atau lahan gambut dan terbakar dengan sendirinya. Saya tidak percaya,” SBY menegaskan.
Di Australia dan Amerika Serikat kebakaran hutan meskipun ada unsur kelalaian, namun faktor cuaca menjadi salah satu penyebab utama. Di Riau, ujar SBY, faktor kesengajaan lumayan dominan.
“Jika ada pihak yang berusaha membelokkan isu, tidak jujur, dan tidak terbuka, sampai kapanpun bencana asap ini tidak akan bisa diatasi. Kalau yang membakar ini bebas merdeka, tidak mendapat sanksi setimpal, maka berapa ratus miliar pun uang yang dikeluarkan, tetap akan datang lagi bencana serupa. Ingat, ratusan miliar bisa kita gunakan untuk anggaran pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” ujar SBY.
Presiden telah menerima banyak usulan dari masyarakat. Bersama gubernur dan yang lain, Presiden saat ini sedang merumuskan solusi jangka panjang dan permanen.
Pemerintah, lanjut Presiden, akan membantu anggaran. Namun daerah dan perusahaan juga harus menyalurkan dana tanggung jawab sosialnya atau CSR untuk membantu penduduk lokal mengatasi pembakaran.
“Marilah kita membangun kesadaran untuk berhenti melakukan aksi pembakaran lahan dimanapun, karena rakyat, saudara-saudara kita yang tidak berdosa akan kena imbasnya,” SBY berpesan. Kepada pihak-pihak yang sengaja lakukan pembakaran, Presiden menjanjikan sanksi hukum dan tindakan yang tegas.
Mendampingi Presiden SBY pada kesempatan ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menhut Zulkilfli Hasan, Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala BNPB Syamsul Maarif, dan Kepala BIN Marciano Norman. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Magelang Jadi Tempat Kampanye Perdana Partai Demokrat
Magelang, Jawa Tengah - Partai Demokrat memulai kampanye perdananya di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (16/12/2014). Ada alasan historis di balik pemilihan Magelang sebagai kota pertama yang didatangi partai pemenang Pemilu 2009 tersebut.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, mengatakan, Magelang adalah asalnya sekaligus tanah kelahiran ibunya, Sunarti Sri Hadiyah. Pramono pun tumbuh di kota yang terkenal dengan warisan sejarah, yakni Candi Borobudur.
Awalnya, kata Pramono, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan Demokrat pertama kali berkampanye di Jawa Tengah. Timnya kemudian mencari wilayah yang tepat di Jawa Tengah dan pilihan jatuh ke Magelang.
“Penentuan Magelang ini karena Jawa Tengah, terus dari beberapa tempat, ada keterikatan historis,” kata Pramono saat berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan di Magelang, Minggu siang.
Dalam kampanye itu, Pramono yang dipilih sebagai juru kampanye nasional Partai Demokrat akan tampil satu panggung bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan Edhie Baskoro Yudhoyono selaku Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Bagi Pramono, pemilihan umum kali ini merupakan kesempatan pertama yang diikutinya setelah pensiun dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Acara kampanye Demokrat di Magelang dimulai sejak pukul 13.00 di Lapangan Kujon. Sebanyak 30.000 kader dan simpatisan Partai Demokrat hadir ke tempat itu.
Acara kampanye perdana ini diisi dengan orasi politik yang disampaikan oleh juru kampanye daerah dan juru kampanye tingkat nasional. Para juru kampanye ini akan mengampanyekan program-program pemerintahan SBY.
Selain mendengarkan orasi politik, kampanye pertama Demokrat juga akan diramaikan oleh hiburan dari sejumlah artis, seperti Rio Febrian, Wali, dan Cici Paramida dengan dipandu oleh Edwin dan Jodhy sebagai pembawa acara. (TeamPD/Gs)
Mengapa Setiap Tahun Riau Kebakaran? Karena Ada yang Membakar
Kampar, Riau - Banyak daerah memiliki lahan gambut yang luas, misalnya Sumatera Selatan dan Jambi. Tapi mengapa hanya Riau yang terbakar setiap tahun?
“Kalau hanya karena cuaca yang panas, efeknya tidak akan seperti ini. Ini ada pembakaran. Saya benar-benar ingin tahu dari saudara-saudara mengenai apa yang sebetulnya terjadi,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bertemu masyarakat di SDN 10 Minas Timur, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, Minggu (16/3) siang.
Sebelum berdialog dengan warga SBY meninjau titik kebakaran lahan yang terletak di depan SDN 10 Minas Timur.
Syahrial menyampaikan bahwa lahan Desa Rebo Panjang, Kabupaten Siak, tempat ia bermukim didominasi oleh lahan gambut dan mudah terbakar. “Pada musim kemarau, hanya dengan puntung rokok lahan bisa terbakar. Dulu, sudah pernah dibentuk masyarakat peduli api, beberapa dari kami menjadi anggotanya,” ujarnya.
Mesikpun situasi belum pulih benar, Presiden berharap kerja keras dari semua pihak untuk mengatasi bencana asap ini. Presiden datang bersama rombongan untuk melakukan peningkatan operasi tanggap darurat agar asap segera dihilangkan dan api dipadamkan. “Insya Allah dalam waktu tiga pekan bisa kita atasi,” kata SBY.
Menurut Kepala Negara, jika permasalahan ini bisa teratasi dalam jangka waktu 1 pekan, maka waktu selanjutnya digunakan untuk mencari solusi agar musibah yang sama tidak kembali terjadi. “Karena asap ini, masyarakat Riau yang susah, biaya yang kita keluarkan besar. Singkatnya, rakyat menjadi korban api dan asap karena ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tutur SBY.
Segala upaya untuk memadamkan api akan sia-sia jika masih ada yang membakar. Namun kemudian mereka marah kepada pemerintah pusat.
“Saya memperoleh banyak informasi tentang apa yang terjadi Riau ini. Tujuan saya datang ke sini untuk mengecek langsung semuanya,” SBY menegaskan.
Di bagian lain arahannya, SBY menyampaikan bahwa sesungguhnya sudah ada batas-batas yang jelas antara wilayah masyarakat dan perusahaan, namun alangkah baiknya jika batasan ini kembali dipertegas agar masyarakat bisa hidup dengan damai dan tidak harus saling ganggu. Seluruh pihak terkait harus fokus pada penyelesaian masalah ini.
“Kalau asap nyebrang ke Malaysia atau Singapura, bayangkan saya harus lakukan permintaan maaf kepada negara-negara tersebut. Saya harus lakukan hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika oknum-oknum yang melakukan aksi pembakaran pun sudah tidak ada. Kalau sudah ke luar negeri, itu menjadi tanggung jawab saya,” ujar SBY mengakhiri arahannya.
Besok pagi, Presiden akan menetapkan solusi dan kebijakan permanen terhadap masalah bencana asap di Riau. Usai bertemu dengan masyarakat di Kabupaten Siak, SBY diagendakan melakukan pertemuan bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Riau. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Perlu Solusi Jangka Panjang agar Kebakaran di Riau Tidak Terus Berulang
Pekanbaru, Riau - Persoalan di Riau bukan hanya bagaimana memadamkan api dan asap. Namun juga dibutuhkan solusi jangka panjang agar kebakaran tidak terulang lagi di masa depan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini seusai bertemu Gubernur Riau Annas Maamum di Rumah Dinas Gubernur, Pekanbaru, Minggu (16/3) . Presiden kemudian juga melakukan perbincangan dengan Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhut Zulkilfli Hasan, dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.
Siang ini, Presiden SBY akan mengunjungi dan mendengar langsung keluhan dari masyarakat lokal tentang bencana asap ini. Presiden diagendakan meninjau sejumlah lokasi pembakaran lahan di Kabupaten Siak. Jarak sejauh lebih kurang 120 km ternyata tidak menyurutkan keinginan SBY untuk bertemu dengan masyarakat di wilayah tersebut.
“Sebaiknya kita dengar cerita dari masyarakat. Apa yang saudara-saudara kita lihat dan saksikan, termasuk harapan-harapan mereka. Solusi yang pas biasanya justru muncul setelah mendengar itu semua. Jangan mereka yang didatangkan, tetapi kita yang kesana. Biar tahu juga kebakaran disana seperti apa,” terang SBY.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif menjelaskan, upaya pemadaman dengan water bombing terus dilakukan. Saat ini difokuskan di wilayah utara Pulau Rupat dan Dumai, sebab pergerakan angin dari utara yang membawa asap pekat menyulitkan helikopter menembus titik api.
“Maka upaya water bombing dilakukan dengan membelakangi arah angin,” kata Syamsul. Saat ini dua helikopter, yakni Sirkovsky dan Kamov tengah beroperasi di Dumai.
Kepada petugas, Presiden SBY menginstruksikan untuk melajutkan operasi itu. “Ya, tetap lanjutkan hujan buatan dan modifikasi cuaca,” ujar Presiden SBY. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
SBY Tinjau Lokasi Kebakaran di Siak
Pekanbaru, Riau - Setelah kemarin sore tiba Pekanbaru, Minggu (16/3) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima penjelasan Gubernur Riau Annas Maamum soal kondisi daerahnya. Kemudian SBY meninjau sejumlah lokasi pembakaran lahan di Kabupaten Siak. Perjalanan menuju Siak sejauh 120 km dilakukan dengan berkendaraan mobil.
Sedikitnya, ada tiga titik lokasi kebakaran lahan di Kabupaten Siak, yakni Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Dayun, dan Kecamatan Bunga Raya. Lokasi lahan yang terbakar mencapai 376.5 hektar.
Sedangkan Ibu Ani kemarin tinggal di Solo, Jawa Tengah, untuk meneruskan kegiatan SBY yang sudah dijadwalkan sejak awal. Hari ini Ibu Ani diagendakan, antara lain, ke Magelang.
Hingga saat ini, penanganan bencana asap terus dilakukan. Operasi darat dilakukan dengan mengerahkan lebih dari 2.500 personil TNI, Polri, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan. Jauhnya lokasi titik api, tidak adanya air, dan asap yang pekat menyebabkan kendala pemadaman.
Sore nanti, Kepala Negara dijadwalkan menggelar pertemuan bersama anggora Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Riau. Agenda pertemuan tersebut masih dalam rangka pembahasan operasi terpadu penanggulangan bencana kebakaran dan asap Riau.
Kondisi kota Pekanbaru sendiri sudah kian membaik. Kabut asap pekat yang sempat menyelimuti sudah mulai berkurang, aktivitas warga di luar rumah pun telah kembali normal. Beberapa pengendara sepeda motor dan pejalan kaki masih terlihat menggunakan masker untuk alasan kesehatan. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Presiden Beri Waktu Tiga Pekan untuk Padamkan Api dan Asap
Kampar, Riau - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi waktu tiga pekan untuk memadamkan api dan asap di Riau. Jika masih ada yang coba-coba membakar lahan atau hutan, tangkap.
“Padamkan api dan asap. Kalian prajurit TNI dan Polri, sanggup kalian?” tanya Presiden SBY kepada para prajurit TNI dan Polri yang diberi tugas dalam operasi tanggap darurat terpadu bencana asap. “Sanggup!” teriak mereka.
Begitu tiba di Pekanbaru, Presiden SBY langsung menuju Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (15/3) petang. Kabupaten Kampar merupakan salah satu dari tiga kabupaten terparah terkena dampak asap.
Operasi darurat bencana asap ini mengerahkan prajurti TNI dan Polri. Presiden menilai mereka sudah paham tugasnya. Mereka bukan saja bertugas memadamkan titik api, tapi juga memastikan pelayanan kesehatan bagi masyaakat.
“Saya kira semua sudah paham tugas utamanya. Kita ingin maksimal tiga pekan asap sudah tidak ada. Jika masih ada yang membakar, tangkap dan kita penjarakan,” Presiden menegaskan.
Untuk melaksanakan operasi terpadu ini, pukul 08.00 WIB tadi telah digelar apel kesiapsiagaan dua batalion pasukan TNI dari Marinir dan Kopaskhas, serta 11 unit pesawat Hercules C-130 yang siap diterbangkan ke Riau. TNI juga menyiapkan pasukan dari kesatuan Arteri Pertahanan Udara (Arhanud) dan Pasukan Khas (Paskhas) TNI-Udara. Mereka didatangkan dari Jakarta dan Bandung.
Untuk modifikasi cuaca akan ditambah lagi satu unit pesawat Hercules. Siang tadi, pukul 11.28 WIB, telah diterbangkan Hercules membawa 5 ton bahan semai dari Lanud Halim Pedanakusuma, Jakarta. Bukan hanya soal upaya instan, namun harus ada pencegahan dan penegakan hukum agar bencana tidak terus berulang.
Presiden menginstruksikan mereka mencari titik apinya, lalu padamkan. Dari udara, akan dilakukan modifikasi cuaca dengan membuat hujan buatan. Untuk memadamkan api juga dilakukan dengan menerjunkan air.
Menurut Kepala Negara, ini merupakan operasi militer selain perang. “Keduanya sama pentingnya dan sama-sama ingin mencapai tujuan. Selamat bertugas!,” kata SBY.
Kondisi Kabupaten Kampar sendiri sudah berangsur membaik. Kabut asap yang sempat menyelimuti sudah mulai berkurang, aktivitas warga di luar rumah juga kembali normal. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
KPU dan Parpol Deklarasikan Kampanye Berintegritas Pemilu 2014
Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyelenggarakan Acara Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilu 2014; Suara Untuk Indonesia di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2014.
Acara dihadiri para pimpinan parpol peserta Pemilu 2014 yaitu Ketua Harian DPP Partai Demokrat (PD) Dr Syariefuddin Hasan MA, Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Ketua Umum (Ketum) PAN Hatta Rajasa, Ketum PPP Suryadharma Ali, Ketum Gerindra Suhardi, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PKPI Sutiyoso, Ketum Hanura Wiranto, Waketum Golkar Sharif Cicip Sutarjo, dan Sekjen PKS Taufiq Ridho. Acara digelar untuk mengajak parpol peserta Pemilu 2014 melakukan kampanye damai dan bersih.
Ketua KPU Husni Kamil Malik membuka rangkaian Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilu 2014. Ia mengatakan, pada Pemilu 2014 ini Indonesia seharusnya memasuki situasi demokrasi yang terkonsolidasi yakni demokrasi yang memiliki stabilitas dan ketahanan, dimana pemimpinnya yang dihasilkan mendapatkan legitimasi yang kuat dari masyarakat.
Meski Pemilu memunculkan persaingan, lanjut Husni, seluruh parpol diminta bersaing secara sehat. Parpol harus mengutamakan kampanye cerdas dengan menawarkan visi, misi dan program partai kepada masyarakat.”Selain bertujuan mendulang suara, kami mengingatkan kampanye merupakan tanggung jawab parpol dalam mengupayakan pencerdasan pemilih,” katanya.
“Sudah semestinya parpol peserta Pemilu 2014 meninggalkan cara-cara yang tidak mendidik. Praktik politik uang, intimidasi dan kekerasan harus ditinggalkan. Parpol hendaknya lebih fokus menyampikan gagasan, menyelesaikan berbagai problem bangsa dengan mengedepankan semangat kebersamaan sehingga kita bersama-sama mendidik pemilih menjadi pemilih yang rasional, cerdas dan mandiri,” kata Husni.
Selanjutnya para pimpinan parpol peserta Pemilu 2014 yang hadir bersama-sama membacakan Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilu 2014; Suara Untuk Indonesia, dilanjutkan penandatanganan prasati Deklarasi.Setelah itu para pimpinan parpol bersama Ketua KPU melepas balon sebagai tanda dimulainya kampanye terbuka Pemilu 2014.Selain pelepasan balon, rangkaian mobil-mobil pawai hias parpol peserta Pemilu 2014 dihadirkan untuk memeriahkan acara.
Acara Deklarasi Kampanye Berintegritas Pemilu 2014 selain dihadiri para pimpinan KPU dan pimpinan parpol peserta Pemilu 2014 juga dihadiri oleh masyarakat umum, para kader dan simpatisan parpol. (TeamPD/Gs)
Setelah Terpaksa Singgah di Batam, SBY Akhirnya Tiba di Pekanbaru
Pekanbaru, Riau - Setelah terpaksa singgah di Batam karena cuaca tidak memungkinkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya bisa mendarat di Pekanbaru, Riau. Pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda yang membawa SBY dan Ibu Ani beserta sejumlah menteri tiba di Landasan Udara TNI-AU Roesmin Nurjadin, pukul 16.15 WIB. Penerbangan Solo-Pekanbaru yang mestinya ditempuh sekitar dua jam molor jadi empat jam.
Kedatangan Presiden SBY disambut Gubernur Riau Annas Maamun dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) Syamsul Maarif. Sebelumnya, Presiden direncanakan mendarat di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Menurut Komandan Satgas Udara penanggulangan bencana asap Riau, Andyawan, jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Qasim membahayakan penerbangan.
Andyawan menjelaskan, asap dari Riau sekarang mengarah ke Sumatera Barat dan provinsi lain yang berdekatan dengan Riau. Jarak pandang di langit Riau hanya 100 meter, sehingga hari ini seluruh penerbangan dari dan ke Riau dibatalkan.
Presiden SBY ke Riau setelah melakukan konferensi video dengan Wapres Boediono dan Kepala BNPB Syamyul Maarif dari Semarang, Jawa Tengah. Melihat penanganan tanggap darurat asap yang kurang maskimal, Presiden kemudian memutuskan turun langsung dan mengambil alih operasi tanggap darurat.
Dalam keterangan pers seusai konferensi video tersebut, Presiden menunjuk langsung Saymsul Maarif mengomandoi operasi tanggap darurat tersebut. Syamsul dibantu Satgas yang dipimpin petinggi militer setempat dan Pemda Riau. Presiden sendiri membatalkan kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya dan memilih pergi ke Riau ini. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Kabut Asap Berkurang, Presiden Langsung Terbang ke Pekanbaru
Solo, Jawa Tengah - Langit di atas Riau sudah mulai cerah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan terbang langsung ke Pekanbaru. Pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 yang membawa Presiden beserta rombongan lepas landas dari Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/3) pukul 12.15 WIB. Di Pekanbaru, Presiden akan melihat langsung situasi kota yang sempat diselimuti kabut asap, serta mengoordinasikan dan memastikan operasi tanggap darurat bencana asap berjalan efektif dan terpadu.
Semula, Presiden SBY direncanakan ke Pekanbaru melalui Padang, Sumatera Barat, kemudian diteruskan jalan darat tujuh jam. Namun laporan terakhir menyebutkan kondisi udara sudah memungkinkan untuk penerbangan langsung ke Pekanbaru.
Kemarin di Semarang, Presiden telah menginstruksikan Kepala BNPB Syamsul Maarif untuk mengomandoi operasi tanggap darurat bencana asap Riau. Syamsul akan dibantu satgas yang dipimpin petinggi militer setempat. SBY sendiri telah melakukan koordinasi secara terus menerus kepada pihak pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya untuk mengatasi asap yang diakibatkan pembakaran lahan dan hutan ini.
Presiden SBY juga memutuskan untuk menjadi pemegang kendali penuh mengatasi kabut asap. Kendali ini tidak hanya untuk Riau, melainkan juga daerah-daerah di sekitarnya, seperti Sumatera Barat dan Jambi.
Beberapa instruksi telah dikeluarkan Presiden SBY saat berkomunikasi secara segitiga melalui video konferensi bersama Wapres Boediono dan Wagub Riau Arsyadjulian. Instruksi tersebut adalah melakukan pemadaman api dan asap, perawatan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dan penegakkan hukum.
Mendampingi SBY melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau, antara lain, Mendikbud M. Nuh, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menpora Roy Suryo, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Peluang Industri Tekstil Masih Besar
Boyolali, Jawa Tengah - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak anggapan bahwa tekstil merupakan industri yang sedang meredup atau sunset industry. Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kelas menengah membuat kebutuhan akan sandang meningkat pula.
“Peluang besar, tapi tidak akan datang dengan sendirinya dari langit,” kata Presiden SBY saat meresmikan perluasan pabrik tekstil PT Sari Warna Asli (SWA) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/3) pagi.
Penduduk Indonesia saat ini lebih dari 240 juta jiwa, 15 tahun mendatang diperkirakan mencapai 260 juta jiwa. Pertumbuhan tersebut dibarengi dengan meningkatnya jumlah kelas. Tahun kelas menengah Indonesia berjumlah 55 juta jiwa dan sebelum 2030 akan menjadi 135 juta jiwa. “Mereka adalah golongan yang mengonsumsi lebih banyak lagi, termasuk sandang,” SBY menjelaskan.
SWA saat ini berkembang menjadi perusahaan tekstil terpadu terbesar di Asia Tenggara. Menurut Presiden Komisaris SWA Iwan Kurniawan Lukminto, perusahaannya memang terus melakukan ekspansi berbagai usahanya. Sritex Group berusaha untuk menjadi agen perubahan agar Indonesia lebih banyak lagi menghasilkan produk tekstil kelas dunia sehingga dapat menghasilkan devisa dan menciptakan lapangan kerja bagi bangsa Indonesia.
Produk-produk Sritex dieskpor ke 100 negara. Di Tanah Air sendiri Sritex Group memegang pangsa pasar yang cukup besar. “Keberhasilan ini membuktikan bahwa industri tekstil dan produksi tekstil merupakan industri yang sangat menjanjikan dan mempunyai masa depan cerah,” ujar Iwan Kurniawan
Sementerara itu, dalam sambutannya Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan iklim yang kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan sangat mendukung proses perkembangan industri tekstil Indonesia. “Meskipun demikian, kerjasama yang erat antara dunia industri, perbankan, dan pemerintah amat diperlukan dalam menjadikan industri tekstil nasional menjadi industri besar di dunia,” MS Hidayat menambahkan.
Menurut situs mereka, PT SWA menyerap tenaga kerja sekitar 4.000 orang. Unit pemintalan yang awalnya hanya menghasilkan 4.700 bal per bulan, saat ini bisa menghasilkan 12.300 bal.
Seusai meresmikan perluasan pabrik SWA, Presiden SBY dan Ibu Negara Hj Ani Yudhoyono beserta rombongan langsung menuju Bandara Adi Soemarmo, Solo, untuk bertolak menuju Riau melalu Padang, Sumatera Barat. Turut hadir dalam kunjungan ke SWA, antara lain, Mendikbud M. Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Meresmikan Pabrik Tekstil di Boyolali, Lalu SBY ke Riau
Solo, Jateng - Sebagaimana direncanakan kemarin, Sabtu (15/3) pukul 12.00 WIB Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan ke Pekanbaru, Riau, untuk melihat langsung dan mengoordinasikan operasi tanggap darurat mengatasi bencana asap. Namun sebelum meninggalkan Solo, Jawa Tengah, Presiden terlebih dahulu meresmikan perluasan pabrik PT Sari Warna Asli di Kabupaten Boyolali, pukul 10.00 WIB.
Persemian pabrik tekstil anak perusahaan PT Sritex ini memang sudah menjadi bagian dari agenda kunjungan kerja Presiden SBY ke Jatim, Jateng, dan DI Yogyakarta. Dalam peresmian nanti, SBY akan didampingi Menteri Perindustrian MS Hidayat, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Presiden Komisaris PT. Sari Warna Asli Iwan Kurniawan Lukminto.
Pukul 12.00 WIB, SBY dan Ibu Ani serta sejumlah menteri bertolak ke Pekanbaru melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo, Solo. Karena kondisi udara Pekanbaru masih diselimuti kabut asap, pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia yang membawa Presiden akan mendarat di Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Dari sana kemudian SBY melakukan perjalanan darat selama lebih kurang 6 jam menuju Provinsi Riau.
Pekanbaru selama beberapa hari ini diselimuti asap tebal akibat pembakaran lahan dan hutan. Dilaporkan bahkan jarak pandang sangat terbatas, pernah hanya mencapai 10 meter. Dalam keterangan pers di Semarang, Jateng, kemarin sore, Presiden menengarai kebakaran ini sengaja dilakukan oleh warga dan korporasi untuk membuka lahan mereka. Setiap tahun Riau selalu berasap.
Keputusan mengunjungi Riau diambil setelah Presiden melakukan rapat virtual dengan Wapres Boediono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif secara segitiga melalui video konferensi. Presiden dari Polda Jateng, Wapres Boediono di Mabes Polri Jakarta, sedangkan Syamsul di Pekanbaru. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
“Anak Saya, Agus, Lahir di Rumah Gedek”
Salatiga, Jawa Tengah - Dalam perjalanan dari Semarang ke Solo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono singgah di Salatiga, Jawa Tengah, untuk mengunjungi Apartemen Prajurit Korem 073 Makutarama, Jumat (14/3) petang kemarin. Apartemen ini diperuntukkan bagi perwira yang sudah berkeluarga dan membutuhkannya.
SBY dan Ibu Ani masuk ke apartemen dengan dua kamar tidur, duduk di kursi makan sembari menonton TV. Apartemen tersebut dilengkapi dengan satu ruang tamu, satu ruang makan, dan sebuah dapur kecil.
“Alhamdulillah, malam ini saya beserta Ibu Ani, para menteri, Bapak Gubernur dan Ibu, Pangdam, dan semuanya bisa datang ke tempat ini. Saya lihat bangunan yang di belakang akan segera ditempati oleh bapak dan ibu sekalian. Saya sangat bersyukur, ikut berbahagia dan senang,” kata SBY kepada para tentara.
Presiden bercerita, saat masih berpangkat letnan dua dan letnan satu, ia tinggal di perumahan yang kecil dan berdinding anyaman bambu atau gedek. Hanya terdapat beberapa kamar mandi untuk seluruh penghuni ‘barak’ berserta keluarganya. Mandi pun harus bergantian.
“Itu anak pertama saya yang sekarang jadi Mayor Infanteri, Agus Harimurti Yudhoyono, lahir di gedek itu, tapi kami berbahagia dan senang,” SBY bercerita.
Sebagai istri prajurit, Ibu Ani mengatur gaji yang kecil agar cukup untuk rumah tangga. Setelah jadi kapten, barulah SBY menempati rumah agak lumayan.
Tentara sekarang relatif lebih baik. Oleh karena itu, Presiden SBY mengingatkan mereka untuk bersyukur tinggal di perumahan. Dengan fasilitas seperti ini, ujar SBY, diharapkan prajurit dapat bertugas dengan baik. “Kalau tugasnya baik, insya Allah karirnya pun baik. Itulah doa saya dan Ibu Ani kepada para prajurit dan keluarga,” Presiden menambahkan.
Pembangunan Apartemen Prajurit Korem 073 Makutarama Salatiga ini menggunakan anggaran negara, karena ekonomi Indnoesia tumbuh dengan baik. Pemerintah bisa lebih meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk keluarga prajurit.
Sementara itu, Ibu Ani berpesan agar para prajurit menjadi kebersihan. Rumah sudah tertata dan tertib. “Jaga kebersihan, jaga kerukunan dengan suami. Semoga bapak dan ibu semakin bahagia,” kata Ibu Ani yang diamini para prajurit. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Masalah Transportasi Perlu Libatkan Semua Pihak
Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Vera Febyanthy mengatakan, permasalahan transportasi di Jakarta perlu melibatkan semua pihak.Jakarta perlu menambah ruas jalan baru berupa jalan layang, dan harus diperketat izin pembangunan pusat–pusat perbelanjaan baru.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi “Dialog Rakyat untuk Bangsa” dengan topik “Mengurangi Benang Kusut Permasalahan Transportasi Jakarta” di Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, lantai 1, Graha Kramat 7, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Maret 2014.
Selain menghadirkan Vera Febyanthy sebagai narasumber,juga ada Darmaningtyas (Pengamat Masalah Perkotaan dan Transportasi), Dr Suryanto Soetjahjo (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi). Acara dipandu Teguh Imam Perdana selaku moderator.
Vera menambahkan, pihak terkait yang perlu dilibatkan dalam persoalan Jakarta termasuk anggota DPR-RI dari daerah pemilihan ibu kota negara tersebut. Sebagai anggota DPR dari dapil DKI 3 (Jakarta Barat,Utara dan Kep.Seribu) Vera ingin membantu pembangunan transportasi di Jakarta.
“Sebagai anggota DPR-RI yang berada di komisi XI, yang salah satu mitra kerjanya adalah BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), saya mengetahui program-program pro rakyat Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan segera direalisasikan terutama di bidang transportasi,” Vera menegaskan.
Sementara Suryanto Soetjahjo mengatakan masyarakat indonesia budayanya kurang disiplin dalam bertransportasi dan jalur kendaraan tidak terintegritas.Carut-marutnya lalulintas di Jakarta karena masalah kemacetan lebih kepada masalah ketidakdisiplinan. Juga dengan kendaraan yang berhenti di sembarang tempat. Karenanya setiap kendaraan yang melanggar harus ditindak dengan denda maksimal agar ada efek jera.
“Sebagai contoh, di Belanda kalau ada kendaraan yang mogok di jalan tol ataupun kontainer bermuatan lebih yang berjalan lambat maka kena denda. Sebab itu sumber kemacetan,” Suryanto membandingkan.
Darmaningtyas dalam pemaparannya mengatakan problem transportasi antara lain melonjaknya kendaraan roda dua dan roda empat milik pribadi. Angkutan umum seperti mikrolet dan metro mini kerap kosong penumpang karena banyak masyarakat terintegrasi dengan kendaraan pribadi.
Trend dari industri mobil jenis kendaraan pribadi berjalan terus dan angka penjualan tertinggi ada di kota Jakarta. Jadi dengan pertumbuhan seperti ini wajar kalau Jakarta macet.
“Solusinya harus ada penambahan jalan layang tol ataupun non-tol dan pola transportasi makro,” Darmaningtyas menekankan.
Seperti biasanya, acara “Dialog Rakyat untuk Bangsa” kali ini juga mendapat sambutan hangat para Pengurus Harian DPP-PD, masyarakat, jurnalis, serta kader dan simpatisan PD. (www.demokrat.or.id/TeamPD/Gs)
Besok, Presiden ke Riau Pastikan Operasi Penanggulangan Asap
Semarang, Jawa Tengah - Sabtu (15/3) pagi besok, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan ke Riau dari Solo, Jawa Tengah. Agenda kunjungan kerja diubah karena Presiden ingin memastikan operasi tanggap darurat penanganan bencana asap dilakukan efektif dan terpadu.
“Saya meminta benar tanggung jawab dan kerja keras dari pejabat negara dan pemerintah daerah. Kita akan lakukan segala sesuatu untuk mengatasi masalah ini,” kata Presiden SBY dalam keterangan pers seusai melakukan rapat virtual melalui video konferensi dengan Wakil Presiden Boediono dan Kepala BNBP Syamsul Maarif, di Kantor Polda Jateng, Semarang, Jumat (14/3) sore.
Seusai melakukan percakapan video segitiga dengan Wapres Boediono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, Presiden kemudian membuat sejumlah keputusan dan instruksi. Presiden menegaskan, operasi terpadu tanggap darurat penanganan bencana asap Riau akan ditingkatkan, dan dilakukan secara terpadu. Operasi dilakukan dengan tiga kegiatan utama, yakni pemadaman api dan asap, pelayanan kesehatan masyarakat, dan penegakkan hukum.
“Kegiatan utama ini berjalan secara simultan dan masing-masing diorganisasikan dalam satuan petugas yang dipimpin oleh Komandan Satgas yang saya anggap cakap dan handal,” ujar Presiden SBY.
Satuan tugas (satgas) akan dipimpin langsung oleh Kepala BNPB yang selama ini dinilai efektif dan mampu untuk memimpin operasi tanggap darurat. Komandan satgas akan dijabat oleh Komandan Korem 031 Wira Bima, Brigjen Agus Irianto. Untuk Satgas pelayanan dan perawatan kesehatan akan ditunjuk seorang pejabat senior dari instansi kesehatan wilayah. Sedangkan satgas hukum akan dipimpin oleh Kapolda Riau bersama lembaga penegak hukum lainnya.
Peningkatan operasi terpadu ini, lanjut SBY, akan dilaksanakan selama tiga pekan dengan catatan jika ada perubahan keadaan (cuaca), waktu bisa diperpanjang. “Namun harapan saya, selama tiga minggu ini tugas pokok bisa terus dilaksanakan. Peningkatkan operasi ini juga harus dibarengi dengan peningkatan sarana dan fasilitas yang diperlukan,” SBY menjelaskan.
Setelah operasi tanggap darurat selesai, pemerintah akan berkomunikasi dengan masyarakat Riau. “Pemerintah akan bicara, apakah hal seperti ini akan terjadi setiap tahun, karena masih terus terjadi pembakaran lahan,” Presiden menegaskan.
Kebakaran ini merugikan banyak pihak. Pemerintah mengeluarkan biaya yang besar, kesehatan masyarakat menurun, dan bahkan asap bisa menyeberang ke negara lain. “Pemerintah pusat bisa membantu mencari solusi cara bercocok tanam tanpa harus membakar lahan,” ujar SBY. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Inilah yang Terjadi Jika Ada Pihak yang Sengaja Membakar Riau
Semarang, Jawa Tengah - Kebakaran hutan di Riau bukan akibat cuaca, melainkan ada pihak yang sengaja membakar. Sampai kapan pun Riau akan mengalami bencana asap jika tindakan pembakaran lahan terus dilakukan.
“Ini bukanlah akibat cuaca, tetapi ada pihak yang membakar. Sampai kapan pun, kalau setiap penduduk di Indonesia utamanya di Riau melakukan pembakaran, ya inilah yang akan terjadi terus-menerus,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat segitiga Semarang-Riau-Jakarta dari Kantor Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah di Semarang, Jumat (14/3) sore.
Rapat melalui video konferensi ini digelar karena Presiden melihat upaya penanggulangan asap ini kurang efektif dan skala permasalahan malah makin besar. Dari Jakarta, ada Wapres Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhut Zulkilfi Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya, Mendagri Gamawan Fauzi, Jaksa Agung Basrief Arif, dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Mereka berada di Mabes Polri. Sedangkan di Pekanbaru ada Wagub Riau Arsyadjuliandi, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono, serta Satgas Operasi Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan di Riau.
Akibat kabut asap yang menyelimuti Riau, warga resah dan marah. Presiden meminta para pejabat terkait merespon kemarahan warga tersebut dengan tindakan nyata dan efektif.
Presiden sendiri menerima banyak komentar bernada marah melalui akun media sosial miliknya dan Ibu Ani. Ada warga Riau yang menumpahkan amarah namun dengan alasan jelas, ada pula yang sekadar marah. “Namun itulah situasi yang sedang kita hadapi,” SBY menjelaskan.
Akibat ulah beberapa orang, ribuan warga lainnya menjadi korban tidak berdosa. “Anak-anak tidak bisa sekolah dan terganggu pernafasannya. Bencana ini dibuat sendiri oleh pihak-pihak tertentu dan sudah menjadi kewajiban saya sebagai Presiden untuk mengatasinya hingga tuntas,” Presiden menambahkan.
Kepada para pejabat terkait, Presiden SBY mengingatkan bahwa waktu demikian berharga, sayang sekali kalau tidak digunakan dengan sebaik mungkin. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Penanggulangan Kabut Asap Riau Belum Efektif, Presiden Lakukan Rapat Khusus
Semarang, Jawa Tengah - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan rapat virtual melalui video konferensi dengan Wapres Boediono beserta jajaran kabinet serta Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi dan jajaran pemda setempat, Jumat (14/3) sore. Rapat membahas penanggulangan kabut asap di Riau ini dilakukan Presiden dari Kantor Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Semarang, sementara Wares di Mabes Polri. Sedangkan Wagub Arsyadjuliandi di Pekanbaru.
“Ini terjadi lagi, Riau lagi. Saya tahu bahwa ini disebabkan oleh kesalahan kita sendiri,” ujar Presiden SBY membuka konferensi.
Sebelum rapat berjalan jauh, Presiden ingin mengetahui siapa saja yang hadir di Riau dan yang di Jakarta. Presiden ingin memastikan bahwa forum ini adalah forum yang efektif untuk mengatasi masalah kebakaran lahan dan hutan di Riau, yang terjadi setiap tahun.
Di seberang, yang menjadi lawan bicara, selain Wagub Riau, ada pula Kepala BNPB Syamsul Maarif, Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono, serta Satgas Operasi Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan di Riau. Sementara Wapres Boediono yang berada di Jakarta didampingi Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menhut Zulkilfi Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya, Mendagri Gamawan Fauzi, Jaksa Agung Basrief Arif, dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
“Sebagian suadara-saudara kita di Riau kembali melakukan pembakaran di atas ladang-ladang yang ada. Saya tahu memang cuaca ekstrim, mudah sekali api menjalar dan mengeluarkan asap. Namun biang keladinya adalah ada tindakan pembakaran yang semestinya tidak dilakukan,” SBY menegaskan denga nada agak tinggi.
Semestinya pencegahan atau paling tidak upaya mengurangi dampaknya bisa dilakukan maksimal. Setiap tahun Riau selalu mengalami bencana asap ini, kita harus belajar dari pengalaman. BNPB dan Pemda Riau memang telah bertindak, namun Presiden melihat tindakan yang diambil kurang efektif dan skala permasalahan makin membesar.
“Saya keluarkan instruksi untuk dilaksanakan oleh seluruh pihak. Sebenarnya, kalau situasi sudah memungkinkan, saya pun ingin meninjau langsung ke sana. Namun, saya masih memberi kesempatan satu hingga dua hari ini untuk dilakukannya operasi tanggap darurat,” SBY menjelaskan.
Mendampingi Presiden dalam video konferensi ini, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi dan Kapolri Jenderal Sutarman. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
SBY: Saya Mengerti Betul Penyakit-penyakit Pembangunan
Semarang, Jawa Tengah - Selama hampir 10 tahun memimpin Indonesia, banyak yang telah dicapai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ada pula yang masih harus diperbaiki dan sejumlah hambatannya.
“Saya hampir sepuluh tahun memimpin, saya mengerti betul penyakit-penyakit pembangunan, the bottlenecking (hambatan). Siapa yang menghambat, kadang di pusat tapi ada juga didaerah. Pers dan rakyat perlu melakukan pengawasan,” kata Presiden SBY.
Presiden menyampaikan hal ini pada bagian lain sambutannya saat meresmkian pemancangan tiang pertama (groundbreaking) pembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (14/3) pagi.
Presiden berharap pusat dan daerah benar-benar menjalankan dan mempermudah urusan agar semua bergerak. Kalau bergerak, maka lapangan kerja tercipta. Kalau yang menganggur bisa bekerja, mereka punya penghasilan sehingga indeks penghasilan manusia bagus, kemiskinan akan berkurang.
“Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa menjemput masa depannya atau memiliki penglihatan jangka jauh. Mulai saat ini, Indonesia harus benar-benar memperkuat ketahanan, kemandirian, serta kedaulatan pangan dan energi,” SBY menegaskan. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Presiden SBY Menghadiri Pemancangan Tiang Pertama (groundbreaking)
Semarang, Jawa Tengah - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap keberhasilan program pemerintah meningkatkan kualitas hidup masyarakat sebisa mungkin dilanjutkan. Yang mandek segera diperbaiki.
“Ini bukan datang dari langit,” kata Presiden SBY saat menghadiri pemancangan tiang pertama (groundbreaking) pembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jawa Tengah di PT Indonesia Power UBP, Semarang, Jumat (14/3) pagi.
Menurut SBY, kesejahteraan masyarakat dianggap baik jika taraf dan kualitas hidup terus membaik. Kualitas hidup masyarakat diukur dari indeks penghasilan masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kualitas lingkungan. Atas dasar itulah pemerintah menjalankan strategi empat jalur guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Yang paling mendasar, ujar Presiden SBY, adalah pro growth, pro job, dan poverty reduction. Atau pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan pengurangan kemiskinan. “Itu konsep dasar dan kebijakan pembangunan yang kami laksanakan sekarang ini,” Kepala Negara menjelaskan.
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perekonomian, pemerintahan SBY meluncurkan program Masterplan Percepatan dan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Program ini menekankan konektivitas atau keterhubungan antar provinsi dan pulau-pulau di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian.
Perekonomian Indonesia saat ini terus tumbuh menjadi 16 terbesar di dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 1 triliun dolar AS. Indonesia masuk menjadi anggota G20.
“Kita buat negara ini terhubung satu sama lain, konektivitas, setiap pulau tumbuh baik. Itu konsep dasar MP3EI, semua provinsi dan pulau terhubung satu sama lain, baik transportasi laut, udara, maupun darat,” Presiden menambahkan.
MP3EI yang disusun pemerintah pusat, gubernur, ekonom, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) merupakan program pembangunan jangka panjang untuk periode 2011-2025. Program ini mensyaratkan realisasi proyek infrastruktur, sektor riil, dan energi. Nilainya mencapai Rp 4 ribu triliun.
Hingga 2013, nilai realisasi proyek MP3EI sebesar Rp 825 triliun. Untuk mencapai seluruh target, tidak bisa sepenuhnya dibiayai pemerintah melalui APBN, melainkan melibatkan swasta nasional maupun asing. Pemerintah hanya bisa mendanai pembangunan infrastruktur dasar.
“Dari Rp 4 ribu triliun itu pemerintah hanya mampu mengalokasi anggaran 25 persen. BUMN dan swasta dalam negeri hanya mampu menggunakan anggaran 30-40 persen, selebihnya perlu mitra negara-negara sahabat dengan kemitraan yang baik, adil, dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat,” ujar SBY.(websitepresiden/TeamPD/Gs)
Jaringan Pipa Distribusi Gas Jateng untuk Percepat Program Konversi BBM ke Gas
Semarang - Pemancangan tiang pertama (groundbreaking) Pembangunan Infrastruktur Terintegrasi Gas Bumi Jawa Tengah merupakan momentum penting untuk mempercepat program konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap presiden mendatang bisa meneruskan apa yang telah dilakukan pemerintah sekarang.
“Hari ini adalah momentum bersama untuk membulatkan tekad kita dan meningkatkan upaya, serta kerja keras untuk membangun negeri tercinta, termasuk memajukan kehidupan saudara-saudara kita di Jawa Tengah. Semoga Allah SWT meridhoinya,” kata Presiden SBY saat menghadiri (groundbreaking) proyek tersebut di PT Indonesia Power UBP, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (14/3) pagi.
Presiden mengajak masyarakat untuk mendukung presiden mendatang dan pemerintahannya agar mereka bisa bekerja lebih baik, efektif, dan berhasil.
“Itulah kehidupan bernegara dan berbangsa. Leaders come and go. Pemimpin akan mengakhiri tugasnya, pemimpin baru akan melanjutkan pembangunan bangsa. Saya percaya di negara ini banyak pemimpin potensial dengan visi yang baik dan niat bekerja keras,” Kepala Negara menambahkan.
Pada kesempatan ini sekaligus juga diresmikan proyek-Proyek infrastruktur Jawa Tengah lainnya. Pembangunan jaringan pipa gas terintegrasi ini sendiri dijadwalkan rampung pada kuartal ketiga 2015.
Dalam laporannya pada acara groundbreaking ini, Menteri ESDM Jero Wacik juga menjelaskan bahwa Pembangunan Insfrastruktur Gas Bumi Jateng ini merupakan bagian dari jaringan pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija). Pipa distribusi gas bumi Jawa Tengah sendiri dilaksanakan dalam tiga koridor. Koridor I, Kendal-Semarang-Demak dengan panjang 48 km. Koridor II, wilayah Unggaran dengan panjang 34 km, dan Koridor III Solo Raya-Pati-Pekalongan dengan keseluruhan panjang pipa 235 km.
“Pembangunan proyek Kalija I ini menjadi bukti keberhasilan pemerintah dalam mendorong percepatan infrastruktur gas bumi setelah sekian lama proyek ini terhenti,” ujar Jero Wacik. Kalija tahap II akan dibangun selanjutnya.
Peresmian groundbreaking dilakukan Presiden SBY secara simbolis dengan menekan tombol sirine. Presiden didampingi Menteri ESDM Jero Wacik, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Dirut PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Hendri Priyo Santoso.
Usai menghadiri kegiatan ini, Presiden melaksanakan shalat Jumat di Masjid Raya Baturrahman, Kota Semarang. Setelah itu, SBY akan menuju Gerbang Tol Bawen untuk mendengarkan penjelasan Menteri PU Djoko Kirmanto mengenai Jalan tol Semarang-Solo (ruas Ungaran-Bawen). (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Pemimpin Datang dan Pergi, SBY: Siapapun Presidennya, Mari Kita Dukung
Semarang - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, tahun ini merupakan tahun terakhir kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Meski demikan, SBY meyakini siapapun kelak Presiden yang akan dipilih rakyat, pembangunan di tanah air akan terus berlanjut.
Presiden SBY berharap, siapapun Presiden yang akan dipilih rakyat kelak menggantikan dirinya, bisa melanjutkan apa-apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam membangun negara selama 10 tahun terakhir, dan memperbaiki apa-apa yang belum baik.
“Mari kita beri dukungan yang penuh agar Presiden baru bisa bekerja kebih efektif, dan lebih berhasil,” kata Presiden SBY saat memberikan sambutan pada pemancangan tiang pertama atau groundbreakingPembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jateng, di PT Indonesia Power UBP, Semarang, Jumat (14/3) pagi.
Presiden menegaskan, leader itu come and go, pemimpin akan mengakhiri masa tugasnya, dan pemimpin baru akan hadir untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab.
Ia percaya, banyak pemimpin-pemimpin baik di negeri ini. “Mudah – mudahan rakyat bisa memilih pemimpin yang baik, dan Allah memilihkan kita pemimpin yang bisa mewujudkan cita-cita dan idaman kita semua,” ujar Kepala Negara.
Kehadiran Presiden SBY dan Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono pada acara groundbreaking Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jateng itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Presiden SBY ke Jateng, yang diawali dengan meninjau pelaksanaan BPJS Kesehatan di Kabupaten Kudus, Jateng, Kamis (13/3) sore.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud M. Nuh, Kapolri Jendral Sutarman, Kepala BIN Marciano Norman, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (websetkab.go.id/TeamPD/Gs)
SBY Hadiri Groundbreaking Pembangunan Infrastuktur Gas Terintegrasi Jateng
Semarang - Setelah semalam menginap di Semarang, ibukota Jawa Tengah, Jumat (14/3) pagi ini Presiden Susio Bambang Yudhoyono akan menghadiri pemancangan tiang pertama atau groundbreakingPembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jateng. Acara yang dijadwalkan berlangsung pukul 09.00 WIB tadi diadakan di PT Indonesia Power UBP, Semarang. Presiden akan didampingi Menteri ESDM Jero Wacik dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Proyek pipanisasi jaringan disdtribusi gas bumi Jateng ini terbagi ke dalam tiga koridor. Koridor I meliputi Kendal-Semarang-Demak (48 km), Koridor II wilayah Ungaran (34 km), dan Koridor III di wilayah Pekalongan-Solo Raya-Pati (235 km).
Menteri ESDM Jero Wacik pernah menjelaskan bahwa pembangunan proyek infrastruktur gas bumi terintegrasi di Jateng ini merupakan momentum penting untuk mempercepat program konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi.
Seusai groundbreaking, siang nanti, SBY dan Ibu Ani dijadwalkan menuju Gerbang Tol Bawen, Kota Semarang. Di sana, SBY akan mendengarkan penjelasan mengenai Jalan tol Semarang-Solo (ruas Ungaran-Bawen) dan proyek-proyek infrastruktur di Jateng lainnya dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu sektor yang digenjot pemerintah untuk mengembangkan perekonomian dan konektivitas.
Dari Bawen, Presiden akan langsung meneruskan kunjungan kerjanya ke Surakarta atau Solo dan menginap di sana.
Mendampingi Presiden pada kunjungan ini, antara lain, Mendikbud M. Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Ketua KEN Chairul Tandjung, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, dan Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Presiden SBY Minta Selesaikan Kabut Asap Riau dalam Satu-Dua Hari
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menginstruksikan kepada menteri terkait untuk segera melakukan operasi tanggap darurat mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pejabat daerah Riau seharusnya berada di depan dalam persoalan ini.
“Jika dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih,” kata Presiden SBY melalui akun twitter @SBYudhoyono yang diunggah Kamis (13/3) malam.
Twitter tersebut ditulis Presiden SBY di sela-sela kunjungan kerjanya ke beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Presiden melihat proses tanggap darurat untuk mengatasi bencana asap masih belum maksimal. Padahal dalam rapat paripurna kabinet pada 27 Februari lalu Presiden telah menginstruksikan jajaran pemerintah pusat dan daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatasi bencana asap ini. Operasi penanganan juga melibatkan unsur TNI dan Polri.
Sampai kini dilaporkan kondisi udara di Pekanbaru, ibukota Riau, makin buruk. Kabut asap terlihat makin tebal sehingga banyak warga mengalami iritasi pernapasan.
“Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera lakukan operasi tanggap darurat, dengan menggunakan semua cara dan alat,” SBY menegaskan dalam akun twitter tersebut.
Upaya penidakan terhadap para pembakar lahan, terutama terhadap korporasi, telah dilakukan. Namun setiap tahun masih juga terjadi pelanggaran. Untuk itu Presiden mengingatkan kembali perlunya dibangun tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk berhenti membakar ladang secara serampangan. Tanpa kerja sama dan kesadaran masyarakat upaya ini akan tidak maksimal.
“Meskipun Polri telah menetapkan 37 tersangka dan mereka akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih membakar, bencana akan terjadi lagi,” ujar Presiden SBY. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Langganan:
Postingan (Atom)