Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Vera Febyanthy mengatakan, permasalahan transportasi di Jakarta perlu melibatkan semua pihak.Jakarta perlu menambah ruas jalan baru berupa jalan layang, dan harus diperketat izin pembangunan pusat–pusat perbelanjaan baru.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi “Dialog Rakyat untuk Bangsa” dengan topik “Mengurangi Benang Kusut Permasalahan Transportasi Jakarta” di Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, lantai 1, Graha Kramat 7, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Maret 2014.
Selain menghadirkan Vera Febyanthy sebagai narasumber,juga ada Darmaningtyas (Pengamat Masalah Perkotaan dan Transportasi), Dr Suryanto Soetjahjo (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi). Acara dipandu Teguh Imam Perdana selaku moderator.
Vera menambahkan, pihak terkait yang perlu dilibatkan dalam persoalan Jakarta termasuk anggota DPR-RI dari daerah pemilihan ibu kota negara tersebut. Sebagai anggota DPR dari dapil DKI 3 (Jakarta Barat,Utara dan Kep.Seribu) Vera ingin membantu pembangunan transportasi di Jakarta.
“Sebagai anggota DPR-RI yang berada di komisi XI, yang salah satu mitra kerjanya adalah BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), saya mengetahui program-program pro rakyat Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan segera direalisasikan terutama di bidang transportasi,” Vera menegaskan.
Sementara Suryanto Soetjahjo mengatakan masyarakat indonesia budayanya kurang disiplin dalam bertransportasi dan jalur kendaraan tidak terintegritas.Carut-marutnya lalulintas di Jakarta karena masalah kemacetan lebih kepada masalah ketidakdisiplinan. Juga dengan kendaraan yang berhenti di sembarang tempat. Karenanya setiap kendaraan yang melanggar harus ditindak dengan denda maksimal agar ada efek jera.
“Sebagai contoh, di Belanda kalau ada kendaraan yang mogok di jalan tol ataupun kontainer bermuatan lebih yang berjalan lambat maka kena denda. Sebab itu sumber kemacetan,” Suryanto membandingkan.
Darmaningtyas dalam pemaparannya mengatakan problem transportasi antara lain melonjaknya kendaraan roda dua dan roda empat milik pribadi. Angkutan umum seperti mikrolet dan metro mini kerap kosong penumpang karena banyak masyarakat terintegrasi dengan kendaraan pribadi.
Trend dari industri mobil jenis kendaraan pribadi berjalan terus dan angka penjualan tertinggi ada di kota Jakarta. Jadi dengan pertumbuhan seperti ini wajar kalau Jakarta macet.
“Solusinya harus ada penambahan jalan layang tol ataupun non-tol dan pola transportasi makro,” Darmaningtyas menekankan.
Seperti biasanya, acara “Dialog Rakyat untuk Bangsa” kali ini juga mendapat sambutan hangat para Pengurus Harian DPP-PD, masyarakat, jurnalis, serta kader dan simpatisan PD. (www.demokrat.or.id/TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar