Tuban, Jawa Timur: Pemerintah mendukung pengembangan usaha ternak sapi untuk mewujudkan ketahanan pangan. Tidak baik Indonesia terus bergantung pada impor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru.
“Kami sangat memperhatikan keinginan para peternak. Negara berterima kasih, kalau tidak ada peternak, kita impor terus dan harganya pasti mencekik,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berdialog dengan peternak di Bumi Peternakan Wahyu Utama, Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (13/3) siang.
Presiden SBY kagum dan terus mendukung pengembangan usaha peternakan sapi seperti di Wahyu Utama ini. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, juga untuk meningkatkan ketersediaan daging sapi di seluruh Indonesia. “Pemerintah gigih memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang tidak merugikan peternak,” SBY menambahkan.
Dalam persoalan daging sapi ini, pemerintah ingin peternak mendapat untung dan kesejahteraan mereka meningkat. Namun juga produksi daging mereka bisa dijangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu perlu ada tata kelola yang adil.
“Mari kita ciptakan dan kelola suasana yang adil bagi petani, pedagang, dan masyarakat pembeli,” ujar Kepala Negara, disambut tepuk tangan peternak dan masyarakat yang hadir.
Pernyataan Presiden SBY tersebut sekaligus menjawab pertanyaan Sembodo (58 tahun), salah seorang peternak anggota koperasi Bumi Peternakan Wahyu Utama. Sembodo menyampaikan kekhawatiran peternak , saat peternak semangat, tiba-tiba harga daging sapi turun, seperti pernah terjadi pada tahun 2010 lalu. “Bagaimana kebijaksanaan pemerintah?” tanya Sembodo.
Menjawab soal kebutuhan akan rumah potong hewan (RPH) yang dekat dengan lingkungan peternak, Presiden berharap RPH tersebut segera direalisasikan oleh Pemda Tuban. “Semoga lekas terwujud. Kalau lambat, beritahu saya agar dicari letak kendalanya,” ujar SBY.
Bumi Peternakan Wahyu Utama didirikan oleh Joko Utomo pada 1992. Pada 1994, koperasi peternak ini dipercaya Dinas Peternakan Kabupaten Tuban mengembangkan 5 ekor sapi dengan pola bagi hasil. Saat ini, Bumi Peternakan Wahyu Utama telah menjadi usaha mandiri dan mampu melakukan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan daging segar dan sapi potong dengan harga yang kompetitif.
Berdasarkan data terakhir, berkat teknologi pengembangan, populasi sapi di Bumi Peternakan Wahyu Utama sebanyak 2017 ekor.
Saat tiba di lokasi, Presiden SBY meminta Gubernur Jatim Soekarwo terus mendorong dan mengembangkan peternakan di wilayahnya. Usai meninjau peternakan sapi ini, Presiden dan Ibu Ani melanjutkan perjalananannya ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, untuk melihat langsung pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudus.(websitepresiden/TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar