Minggu, 16 Maret 2014

Masih Ada Elemen yang Belum Bekerja dalam Kasus Kebakaran di Riau

Pekanbaru, Riau - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan para kepala daerah se Provinsi Riau dan pengusaha pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan) di Gedung Daerah, Kompleks Rumah Dinas Gubernur Provinsi Riau, Pekanbaru, Minggu (16/3) sore. Hadir 74 perusahaan, 12 bupati/walikota, 141 camat, dan 140 Kapolsek.
“Kamis siap mendengar arahan dari Bapak Presiden,” ujar Gubernur Riau Annas Maamun.
Di awal arahannya, Presiden SBY mengingatkan tahun lalu juga dilakukan operasi militer untuk mengatasi bencana asap Riau. Tak sampai 10 hari operasi tuntas. Mestinya tahun ini tidak terjadi lagi. Tapi kenyataannya lain, di provinsi ini terjadi lagi, di tempat yang sama,” kata Presiden.
Kepala Negara mengikuti utuh perkembangan situasi di Riau ini. Secara berkala, menteri terkait dan Kepala BNPB melaporkan perkembangan. Gubernur, walikota, jajaran TNI/Polri, dan semua instansi pemerintah, juga perusahaan-perusahaan telah berupaya agar tidak terjadinya kebakan.
Namun kenyataannya bencana masih terjadi. “Masih ada elemen-elemen yang belum bekerja secara penuh. Saya tidak suka kalau ada yang mengatakan bahwa ini faktor ini alam semetsa atau lahan gambut dan terbakar dengan sendirinya. Saya tidak percaya,” SBY menegaskan.
Di Australia dan Amerika Serikat kebakaran hutan meskipun ada unsur kelalaian, namun faktor cuaca menjadi salah satu penyebab utama. Di Riau, ujar SBY, faktor kesengajaan lumayan dominan.
“Jika ada pihak yang berusaha membelokkan isu, tidak jujur, dan tidak terbuka, sampai kapanpun bencana asap ini tidak akan bisa diatasi. Kalau yang membakar ini bebas merdeka, tidak mendapat sanksi setimpal, maka berapa ratus miliar pun uang yang dikeluarkan, tetap akan datang lagi bencana serupa. Ingat, ratusan miliar bisa kita gunakan untuk anggaran pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” ujar SBY.
Presiden telah menerima banyak usulan dari masyarakat. Bersama gubernur dan yang lain, Presiden saat ini sedang merumuskan solusi jangka panjang dan permanen.
Pemerintah, lanjut Presiden, akan membantu anggaran. Namun daerah dan perusahaan juga harus menyalurkan dana tanggung jawab sosialnya atau CSR untuk membantu penduduk lokal mengatasi pembakaran.
“Marilah kita membangun kesadaran untuk berhenti melakukan aksi pembakaran lahan dimanapun, karena rakyat, saudara-saudara kita yang tidak berdosa akan kena imbasnya,” SBY berpesan. Kepada pihak-pihak yang sengaja lakukan pembakaran, Presiden menjanjikan sanksi hukum dan tindakan yang tegas.
Mendampingi Presiden SBY pada kesempatan ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menhut Zulkilfli Hasan, Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala BNPB Syamsul Maarif, dan Kepala BIN Marciano Norman. (websitepresiden/TeamPD/Gs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar