Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menginstruksikan kepada menteri terkait untuk segera melakukan operasi tanggap darurat mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pejabat daerah Riau seharusnya berada di depan dalam persoalan ini.
“Jika dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih,” kata Presiden SBY melalui akun twitter @SBYudhoyono yang diunggah Kamis (13/3) malam.
Twitter tersebut ditulis Presiden SBY di sela-sela kunjungan kerjanya ke beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Presiden melihat proses tanggap darurat untuk mengatasi bencana asap masih belum maksimal. Padahal dalam rapat paripurna kabinet pada 27 Februari lalu Presiden telah menginstruksikan jajaran pemerintah pusat dan daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatasi bencana asap ini. Operasi penanganan juga melibatkan unsur TNI dan Polri.
Sampai kini dilaporkan kondisi udara di Pekanbaru, ibukota Riau, makin buruk. Kabut asap terlihat makin tebal sehingga banyak warga mengalami iritasi pernapasan.
“Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera lakukan operasi tanggap darurat, dengan menggunakan semua cara dan alat,” SBY menegaskan dalam akun twitter tersebut.
Upaya penidakan terhadap para pembakar lahan, terutama terhadap korporasi, telah dilakukan. Namun setiap tahun masih juga terjadi pelanggaran. Untuk itu Presiden mengingatkan kembali perlunya dibangun tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk berhenti membakar ladang secara serampangan. Tanpa kerja sama dan kesadaran masyarakat upaya ini akan tidak maksimal.
“Meskipun Polri telah menetapkan 37 tersangka dan mereka akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih membakar, bencana akan terjadi lagi,” ujar Presiden SBY. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar