Kampar, Riau - Banyak daerah memiliki lahan gambut yang luas, misalnya Sumatera Selatan dan Jambi. Tapi mengapa hanya Riau yang terbakar setiap tahun?
“Kalau hanya karena cuaca yang panas, efeknya tidak akan seperti ini. Ini ada pembakaran. Saya benar-benar ingin tahu dari saudara-saudara mengenai apa yang sebetulnya terjadi,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bertemu masyarakat di SDN 10 Minas Timur, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, Minggu (16/3) siang.
Sebelum berdialog dengan warga SBY meninjau titik kebakaran lahan yang terletak di depan SDN 10 Minas Timur.
Syahrial menyampaikan bahwa lahan Desa Rebo Panjang, Kabupaten Siak, tempat ia bermukim didominasi oleh lahan gambut dan mudah terbakar. “Pada musim kemarau, hanya dengan puntung rokok lahan bisa terbakar. Dulu, sudah pernah dibentuk masyarakat peduli api, beberapa dari kami menjadi anggotanya,” ujarnya.
Mesikpun situasi belum pulih benar, Presiden berharap kerja keras dari semua pihak untuk mengatasi bencana asap ini. Presiden datang bersama rombongan untuk melakukan peningkatan operasi tanggap darurat agar asap segera dihilangkan dan api dipadamkan. “Insya Allah dalam waktu tiga pekan bisa kita atasi,” kata SBY.
Menurut Kepala Negara, jika permasalahan ini bisa teratasi dalam jangka waktu 1 pekan, maka waktu selanjutnya digunakan untuk mencari solusi agar musibah yang sama tidak kembali terjadi. “Karena asap ini, masyarakat Riau yang susah, biaya yang kita keluarkan besar. Singkatnya, rakyat menjadi korban api dan asap karena ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tutur SBY.
Segala upaya untuk memadamkan api akan sia-sia jika masih ada yang membakar. Namun kemudian mereka marah kepada pemerintah pusat.
“Saya memperoleh banyak informasi tentang apa yang terjadi Riau ini. Tujuan saya datang ke sini untuk mengecek langsung semuanya,” SBY menegaskan.
Di bagian lain arahannya, SBY menyampaikan bahwa sesungguhnya sudah ada batas-batas yang jelas antara wilayah masyarakat dan perusahaan, namun alangkah baiknya jika batasan ini kembali dipertegas agar masyarakat bisa hidup dengan damai dan tidak harus saling ganggu. Seluruh pihak terkait harus fokus pada penyelesaian masalah ini.
“Kalau asap nyebrang ke Malaysia atau Singapura, bayangkan saya harus lakukan permintaan maaf kepada negara-negara tersebut. Saya harus lakukan hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika oknum-oknum yang melakukan aksi pembakaran pun sudah tidak ada. Kalau sudah ke luar negeri, itu menjadi tanggung jawab saya,” ujar SBY mengakhiri arahannya.
Besok pagi, Presiden akan menetapkan solusi dan kebijakan permanen terhadap masalah bencana asap di Riau. Usai bertemu dengan masyarakat di Kabupaten Siak, SBY diagendakan melakukan pertemuan bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Riau. (websitepresiden/TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar