Rabu, 12 Maret 2014

Presiden SBY: Kekuatan TNI AL Kita Bertambah Lagi


Surabaya - “Kita ini tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan pertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meninjau gelar alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut. Peninjauan dilakukan pada acara Gelar Kekuatan Alutsista TNI AL, di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) pagi.
Alutsista yang digelar merupakan alutsista baru hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode rencana strategis 2005-2009 dan 2010-2014. Peninjauan alutsista TNI AL di perairan dilakukan SBY dengan menggunakan Kapal Angkatan Laut (KAL) Yudhistira.
Sebelum peninjauan, Presiden menerima laporan Menhan Purnomo Yusgiantoro terkait status pembangunan kekuatan matra laut pada periode tersebut dalam rangka modernisasi alutsista TNI. Menhan Purnomo menjelaskan, beberapa alutsista yang telah datang diantaranya, empat unit Kapal Perang Korvet kelas Sigma, empat unit KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat unit Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua unit Kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M buatan industri pertahanan dalam negeri.
“Untuk Korps Marinir TNI AL, telah datang 54 unit tank amphibi jenis BMP-3F dan satu unit BREM-L (tank recovery), serta 15 unit Panser LVT (Landing Vehicle Tank) 7 AI. Juga telah datang dua unit CN 235-220 MPA, empat unit Pesawat Latih Bonanza G-36, dan tiga unit Heli Bell 412 EP. Dalam waktu dekat, akan datang tiga unit Kapal Perang Fregat kelas MRLF, tiga unit KCR tipe 60 M, dan dua unit Kapal PC tipe 43 M,” Purnomo menjelaskan.
Pengadaan alutsista matra laut, lanjut Purnomo, membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga beberapa alutsista melampaui masa bakti KIB II pada 20 Oktober 2014. Alutsista tersebut akan disajikan dalam bentuk model (miniatur) diantaranya tiga unit kapal selam, yang satu diantaranya akan dibuat di Indonesia sebagai bagian ahli teknolog dan lima unit Panser BTR-4.
Mengakhiri laporannya, Purnomo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, DPR RI, industri pertahanan dalam negeri, baik BUMN maupun BUMS, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam proses pembangunan kekuatan pertahanan RI.
Presiden SBY didampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono juga menyaksikan demo penyebaran ranjau dari Pesawat Udara Patroli Maritim TNI Angkatan Laut. Kemudian dilanjutkan dengan penembakan roket RBU dari Kapal Republik Indonesia (KRI), peperangan anti kapal selam oleh KRI dengan menggunakan helikopter anti kapal selam, pembebasan pembajakan kapal oleh Komando Pasukan Katak dan Intai Amphibi dengan metode VBSS, dan sailing pass kapal TNI AL. Prosesi terakhir adalah flying pass pesawat udara dan helikopter TNI AL.
Pada kesempatan itu, PT Dirgantara Indonesia secara simbolis menyerahkan satu unit pesawat CN-235-220 MPA kepada Kementrian Pertahanan Indonesia yang kemudian selanjutnya diserahkan kepada TNI AL untuk dioperasionalkan. Ini merupakan pelaksanaan kontrak yang ditandatangani pada 11 Desember 2009. Pesawat CN-235-220 MPA ini akan menjadi bagian dari pusat penerbangan TNI AL.
Mendampingi Presiden SBY pada acara ini antara lain, Mendikbud M. Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kasal Laksamana Marsetio, Ketua KEN Chairul Tandjung, Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar