JAKARTA - Pemerintah berencana akan melakukan ekspansi perdagangan tunai di beberapa negara di Timur Tengah, salah satunya adalah Yordania. Hal ini dilakukan, dengan memanfaatkan potensi transaksi tunai karena beberapa negara di kawasan itu tidak secara menyeluruh terkait dengan sistem perbankan internasional.
“Kita lagi melihat sekarang pasar tunai seperti di Yordan, karena negeri-negeri yang tidak terkonteks dengan perbankan internasional secara menyeluruh seperti Iran juga, membayar ini dengan cash,” tutur Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/4/2014).
Lutfi menuturkan, pihaknya berencana memasarkan produk-produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit dan bahan makanan seperti mi instan melalui toko-toko milik pemerintah yang akan dibangun di sana.
“Supaya orang Irak atau Suriah ini bisa lihat beli bayar cash. Jadi kita bawa toko kecil ke sana,” imbuhnya.
Selain itu, potensi pasar nontradisional, sebutnya, tetap akan didorong penyerapannya mengingat tingkat pertumbuhan di beberapa negara pasar nontradisional di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Afrika Selatan (Afsel) menunjukan pergerakan positif.
“Kita lihat growth di Afsel tinggi, Amerika Selatan seperti Peru tinggi, kita lihat juga di Nigeria, Afrika. Ini pasar-pasar nontradisional,” terangnya.
Ini juga, tanggap Lutfi, merupakan salah satu upaya pemerintah mengatasi kinerja perdagangan nasional yang akan terpengaruh oleh datarnya pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama Indonesia, salah satunya China. Dia menegaskan ke depannya, transaksi perdagangan akan terus menunjukkan pergerakan positif.
“Secara keseluruhan ekonominya (dunia) baik kan. Naik dari 2,5 persen tahun lalu jadi 3,5 persen kira-kira tahun ini. Ekspor nonmigas kita pada Januari itu juga kelihatan kita seirama dengan pertumbuhan perekonomian dunia. Jadi kita melihat bahwa ini sebenarnya positif,” tandasnya.
Seperti diketahui, per Januari 2014 kinerja ekspor nonmigas nasional dengan mitra dagang utama mengalami penurunan. Dengan China, kinerja ekspor nasional mengalami penurunan sebesar 22,8 persen dari bulan sebelumnya. Kondisi yang sama dialami mitra dagang lainnya seperti Jepang yang menurun sebesar 14,22 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar