Rabu, 12 Maret 2014

Debat Bernegara Konvensi Capres PD: Indonesia Bagian Timur Harus Jadi Prioritas

Ambon, Maluku - Para peserta Konvensi Capres Partai Demokrat menyepakati bahwa Indonesia Bagian Timur harus mendapat perhatian yang lebih dan menjadi prioritas di dalam pembangunan Indonesia ke depan. Hal itu dinyatakan 8 dari 11 peserta capres yang hadir dalam “Debat Bernegara”  yang diselenggarakan di Islamic Center, Jalan Pantai Pengeringan Waihaong, Ambon,  Maluku, Selasa (11/3).
Ke-8 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang hadir adalah Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah), Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI), Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat), Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat), Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara), Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan), dan Dino Patti Djalal (mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat).
Irman Gusman menyatakan, pertahanan keamanan adalah elemen dasar bagi sebuah bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tanpa pertahanan kuat, tidak mungkin kesejahteraan meningkat. Itulah hubungan pertahanan keamanan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan rakyat elemen pertahanan harus meningkatkan kemampuan profesional TNI dan Polri untuk menjaga ketertiban. Indonesia juga harus meningkatkan alutsista modern, agar bangsa ini menjadi bermartabat dan gagah untuk menghadapi ancaman dari negara luar. Melalui kesejahteraan rakyat kita harus memberantas kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Endriartono Sutarto mengatakan, kesenjangan antara yang kaya dan miskin masih berjarak. Pembangunan di Jawa dan luar Jawa harus merata agar kecemburuan sosial tidak terjadi. Pendapatan masyarakat harus ditingkatkan agar mendapat penghidupan layak.
Di bidang pertahanan keamanan, kedaulatan negara adalah kehormatan bangsa dan dalam mempertahankan kehormatan bangsa apa pun harus kita kerahkan dan korbankan untk menjaga kehormatan itu. Oleh karena itu alutsista harus didukung produksi dalam negeri dan nasionalisme rakyat indonesia yang hidup berkecukupan. Itu merupakan alat yang ampuh untuk menjaga kedaulatan indonesia.
Anies Rasyid Baswedan mengatakan, memperjuangkan indonesia bukan semata tugas TNI namun tugas kita semua. Maka harus dibangun rasa perjuangan semesta. Mempertahankan Indonesia tidak cukup dengan angkatan perang yang kuat namun dibutuhkan rakyat yang kuat. Itu bisa diraih dengan penigkatan kesejahteraan. Anies menawarkan
Anies menawarkan tiga visi. Pertama, sehat; kedua, terdidik; ketiga, makmur. Lewat cara itu maka setiap gubernur ,bupati/walikota punya arah yang sama. Tiga kata kunci ini, tugas negara menyiapkan infrastrukturnya.
Hayono Isman menyatakan Indonesia adalah kepulauan. Maluku adalah provinsi kepulauan. Oleh karena itu kewajiban negara melalui TNI untuk menjaga setiap jengkal Maluku.
TNI adalah kekuatan inti yang harus kita dukung tidak hanya alutsisitanya yang baik tapi juga tentara dan keluarganya yang sejahtera. Namun yang lebih utama benteng pertahanan Indonesia tetap di rakyat Indonesia sendiri.
Maluku harus kuat, nelayan Maluku harus kuat karena dengan begitu pencuri ikan bisa diusir dari Maluku. Pastikan nelayan adalah profesi yang berpenghasilan tinggi, nelayan yang bermartabat dan dapat mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Marzuki Alie menyatakan berbicara kesejahteraan rakyat dan pertahanan keamanan kita kembali kepada amanat konnstutusi. Kesra artinya harus cerdas dan sehat. Secara ekonomi harus cukup. Untuk mencapai itu maka diperlukan diantaranya, kualitas hankam, pemerintahan yang kuat, bersih, berwibawa, dan pemimpin yang memberikan keteladanan. Kesra dan hankam adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
“Kalau diamanatkan jadi presiden, saya akan mengutamakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Artinya, kalau rakyat sejahtera maka akan terbangun nasionalisme yang tinggi dan terwujudlah sitem pertahanan rakyat semesta seperti yang diamanatkan konstitusi,” Ketua DPR tersebut menegaskan.
Sinyo Hary Sarundajang menyatakan, pendekatan pertahanan keamanan dan kesejahteraan rakyat mutlak di negeri ini. Masyarakat Maluku, khususnya, dan Indonesia, umumnya, membutuhkan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. Maka dari itu hankam dan kesra tidak boleh dipisahkan dan di bedakan.
Kebutuhan rakyat Indonesia didasarkan kepada material, spiritual, sosial dan bisa mempunyai kemampuan untuk mencapai kesejahteraan. Keamanan harus dimaksimalkan untuk daerah kepulauan seperti Maluku karena memeliki banyak pulau. Terwujudnya keamanan dan kesejahteraan rakyat merupakan hal mutlak.
Ali Masykur Musa mengatakan kata kunci kalau Indonesia ingin sejahtera dan pertahanan keamanannya kuat ada tiga. Pertama, semua pemimpin harus mempunyai komitmen keadilan. Kedua, kemakmuran. Ketiga, bermartabat, yaitu harus mempunyai nasionalisme yang tinggi.
”Kalau saya terpilih menjadi pemimipin, saya akan mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat,” kata anggota BPK tersebut.
Dino Patti Djalal menawarkan konsep nasionalisme unggul pada bangsa Indonesia. Nasionalisme saja tidak cukup. Nasionalisme harus didukung budaya unggul, yang sedikitnya tiga. Pertama, prestasi kita harus sama ataupun melebihi potensi kita. Kedua, Indonesia harus menjadi demokrasi kelas menengah artinya rakyat miskin harus meningkat kehidupannya. Ketiga kearifan lokal dan tradisi harus tumbuh bersama.
Debat bernegara menampilkan dua panel ahli yaitu Drs Yusuf Madubun MSc (Dekan Fisip Universitas Pattimura) dan Dr Yanes Laiemia SH MHum (Direktur Pasca-Sarjana Universitas Pattimura). Acara dimoderatori Dr Hj Andi Nurpati MPd (Wakil Sekjen IV DPP-PD).
Sebelum digelar di Kota Ambon, Komite Konvensi Capres Partai Demokrat telah menggelar “Debat Bernegara” di Kota Medan, Palembang, Bandung, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Bogor, dan Makassar.
Debat bernegara di Ambon dihadiri Anggota Komite Konvensi Capres PD, petinggi DPP-PD, Gubernur Maluku Said Assegaf, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Ketua DPD-PD Maluku Jacobus F Puttileihalat   beserta jajarannya, Anggota DPR-RI dari PD Dapil Maluku, dan Caleg DPR-RI dari PD Dapil Maluku, pimpinan DPC-PD se-Maluku, tokoh agama dan masyarakat serta, para kader dan pendukung para peserta Konvensi Capres Partai Demokrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar