Jakarta - Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) kembali menuai penghargaan dari badan kesehatan dunia
atau World Health Organization (WHO).
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menginformasikan, Indonesia akan menerima sertifikat bebas polio dari WHO pada 27 Maret 2014, di New Delhi, India.
“Direktur Regional WHO SEARO (South East Asia Regional Office) akan
menyerahkan sertifikat bebas polio tersebut kepada Menteri Kesehatan
Indonesia, dan Menkes Negara SEARO lainnya, pada acara Polio-Free
Certificate Signing Ceremony di Gedung WHO SEARO di New Delhi,” kata
Tjandra melalui surat elektroniknya Jumat (7/3) pagi.
Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL) itu, Kemenkes juga telah mengusulkan kepada Presiden SBY untuk mencanangkan Indonesia Bebas Polio, pada acara peresmian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta.
“Pencanangan itu sekaligus menandai dimulainya imunisasi pentavalen berskala nasional, dan eliminasi malaria pada 200 Kabupaten/Kota di Indonesia,” paparnya.
Tjandra menyebutkan, virus polio liar terakhir yang berhasil diisolasi ialah pada tahun 1995, yaitu tipe 1 di Provinsi Jawa Timur, dan tipe 3 di Provinsi Sumatera Utara. Sedang pada 2005 – 2006 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus polio tipe 1 impor yang berasal dari Timur Tengah.
Secara keseluruhan, KLB impor waktu itu terjadi di 10 provinsi dan 47 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dan kasus yang dilaporkan berjumlah 305. Setelah program penanggulangan yang dilakukan secara besar-besaran di bawah Pemerintahan Presiden SBY maka tidak pernah ada lagi kasus polio di Indonesia.
Sebagai komitmen terhadap program eradikasi polio global, menurut Tjandra, dalam 5 tahun ini Direktorat Jenderal P2PL telah melaksanakan program eradikasi polio (Erapo) yang terdiri atas:
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sebelumnya menyatakan penyakit polio saat ini sudah berkurang cukup banyak di Indonesia berkat pemberian vaksin. Meskipun begitu, kemungkinan kembalinya penyakit itu tetap mesti dicermati, karena bisa saja penularan itu datang dari negara lain.
Nafsiah Mboi menambahkan, hingga saat ini, vaksin polio tetap diberikan di Indonesia. Pemberian vaksin terbukti mencegah sejumlah penyakit. Selain polio, penyakit cacar pun berkurang banyak. “Dulu di tahun 1974 saat saya muda, wajah bopeng akibat penularan cacar mudah ditemui, sekarang kan tidak begitu lagi. Walau begitu, penularan cacar harus terus dipantau,” kata Menkes. (websitesetkab/TeamPD/Gs)
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menginformasikan, Indonesia akan menerima sertifikat bebas polio dari WHO pada 27 Maret 2014, di New Delhi, India.
Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL) itu, Kemenkes juga telah mengusulkan kepada Presiden SBY untuk mencanangkan Indonesia Bebas Polio, pada acara peresmian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta.
“Pencanangan itu sekaligus menandai dimulainya imunisasi pentavalen berskala nasional, dan eliminasi malaria pada 200 Kabupaten/Kota di Indonesia,” paparnya.
Tjandra menyebutkan, virus polio liar terakhir yang berhasil diisolasi ialah pada tahun 1995, yaitu tipe 1 di Provinsi Jawa Timur, dan tipe 3 di Provinsi Sumatera Utara. Sedang pada 2005 – 2006 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus polio tipe 1 impor yang berasal dari Timur Tengah.
Secara keseluruhan, KLB impor waktu itu terjadi di 10 provinsi dan 47 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dan kasus yang dilaporkan berjumlah 305. Setelah program penanggulangan yang dilakukan secara besar-besaran di bawah Pemerintahan Presiden SBY maka tidak pernah ada lagi kasus polio di Indonesia.
Sebagai komitmen terhadap program eradikasi polio global, menurut Tjandra, dalam 5 tahun ini Direktorat Jenderal P2PL telah melaksanakan program eradikasi polio (Erapo) yang terdiri atas:
- Pemberian Imunisasi polio secara rutin,
- Pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN),
- Melakukan pengawasan terhadap lumpuh layuh akut atau Acute Flaccid Paralysis (AFP) yang ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium,
- Meniadakan virus yang timbul,
- Mengamankan virus polio liar di laboratorium.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sebelumnya menyatakan penyakit polio saat ini sudah berkurang cukup banyak di Indonesia berkat pemberian vaksin. Meskipun begitu, kemungkinan kembalinya penyakit itu tetap mesti dicermati, karena bisa saja penularan itu datang dari negara lain.
Nafsiah Mboi menambahkan, hingga saat ini, vaksin polio tetap diberikan di Indonesia. Pemberian vaksin terbukti mencegah sejumlah penyakit. Selain polio, penyakit cacar pun berkurang banyak. “Dulu di tahun 1974 saat saya muda, wajah bopeng akibat penularan cacar mudah ditemui, sekarang kan tidak begitu lagi. Walau begitu, penularan cacar harus terus dipantau,” kata Menkes. (websitesetkab/TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar