Jumat, 28 Maret 2014

Tidak Ada Anggaran Negara untuk Kampanye SBY

Medan, Sumatera Utara - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat taat pada aturan. SBY tidak akan menggunakan anggaran negara untuk kepentingan kampanye atau yang tidak dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan. Presiden akan mengundang BPK untuk mengaudit.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskam hal ini dalam keterangan pers di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/3) pukul 09.30 WIB. Keterangan pers dilakukan untuk menanggapi berita di media massa yang menduga Presiden SBY melanggar peraturan perundang-undangan tentang pemilu.
“Mengenai biaya pesawat dan akomodasi telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Kalau itu harus menggunakan dana kampanye partai, sepenuhnya dana itu yang digunakan. Tidak ada satu rupiah pun anggaran negara yang digunakan untuk kampanye,” ujar Sudi Silalahi.
Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan anggaran negara, seusai masa kampanye Presiden SBY akan mengundang BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) mengaudit dana kampanye atau dana yang digunakan selama kampanye pemilu agar tidak terjadi kesalahan.
“Pelaksanaan kampanye capres dan cawapres tahun 2004 dan 2009 itu dijadikan rujukan. Presiden mematuhi aturan-aturan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan. Itu semua sudah teraudit,” Sudi menjelaskan.
Mengenai Mesesneg dan Seskab yang menyertai Presiden, Sudi menjelaskan bahwa meski dalam suasana kampanye, tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan baik sebagai Presiden atau Kepala Negara semua tetap berjalan.
“Semua instruksi Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk semua pihak yang memang seharusnya menjalankan tugasnya sesuai bidang masing-masing tetap berjalan,” Sudi menegaskan.
Instruksi-insturksi tersebut disampaikan melalui Mensesneg dan Seskab,. Surat-surat yang harus ditandatangani Presiden pun menjadi prioritas, tidak pernah ada yang terabaikan.
Saat di Lampung, Sudi menambahkan, SBY juga kembali menulis surat untuk Raja Arab Saudi terkait kasus Satinah. “Selama perjalanan beliau, tugas pemerintahan dan kenegaraan berjalan dengan baik. Kita pastikan itu,” Sudi menandaskan.
Pesiden SBY juga akan meninggalkan kampanye jika ada situasi yang mendesak untuk ditangani. Misalnya, saat SBY meninggalkan kampanye di Magelang, Jawa Tengah, untuk mengatasi bencana asap di Riau.

Bahkan saat cuti pun, SBY hanya akan menggunakan sekitar 1 jam untuk kampanye. “Tidak pernah menggunakan seharian, paling satu jam. Saya kira itu lumrah,” ujar Sudi. (TeamPD/Gs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar