Jumat, 28 Maret 2014

Partai Demokrat Menang, Listrik di Sumut Membaik

Medan, Sumatera Utara - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan sudah membuat banyak kemajuan selama sepuluh tahun pemerintahannya. SBY juga berjanji memperbaiki kondisi kelistrikan di Sumut.
“Jika Partai Demokrat kembali berkuasa dalam Pilpres 2014 ini, maka saya berjanji kondisi kelistrikan di Sumut akan membaik,” ucap SBY saat menjadi juru kampanye di Lapangan Merdeka, Medan Jumat (28/3).
Dia mengatakan sudah berbicara dengan Direktur Utama PLN mengenai krisis listrik di Sumatera Utara. Dari pembicaraan itu, ada harapan pasokan listrik ke Sumut dapat ditambah dalam satu atau dua bulan ini.
SBY menyatakan krisis listrik di Sumut disebabkan membaiknya pertumbuhan ekonomi di daerah ini. Kebutuhan listrik di Sumut sebesar 1.800 Megawatt (MW). Terjadi kekurangan sekitar 200 MW dari daya yang mampu disediakan.
“Pasokan listrik kurang karena ekonomi tumbuh. Industri tumbuh dan rumah tangga tumbuh. Namun hal ini akan diatasi seiring beroperasinya pembangkit di Nagan Raya, Aceh,” ujarnya.
SBY berjanji pemerintahannya yang didukung Partai Demokrat masih akan terus bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kampanye Partai Demokrat di Lapangan Merdeka dihadiri sekitar 10 ribu kader dan simpatisan. Selain SBY, acara itu juga dihadiri Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan para calon anggota legislatif dari partai berlambang bintang segitiga merah putih. (TeamPD/Gs)

Kinerja Pemerintahan SBY Membanggakan Bangsa

Medan, Sumatera Utara - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menegaskan, kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat positif  bagi bangsa ini.
Politisi muda yang akrab disapa Ibas ini mengingatkan, selama SBY menjabat sebagai Presiden RI telah banyak menorehkan prestasi membanggakan untuk bangsa ini. Sehingga melahirkan banyak penghargaan baik penghargaan nasional maupun internasional. Menjelang akhir pemerintahannya, SBY  juga semakin agresif menunjukan kinerjanya dalam mendorong ekonomi kerakyatan.
“Keberhasilan sebuah bangsa salah satunya merupakan sumbangsih besar dari seorang pemimpin bangsa. Dalam hal ini, Pak SBY telah membuktikan bahwa dengan kepemimpinannya, rakyat semakin bergerak maju,” kata Ibas di sela-sela Kampanye Akbar Partai Demokrat di Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/3/2014).
Begitu pula terhadap sistem demokrasi yang diterapkannya, Ibas memaparkan, semua elemen bangsa dapat menikmatinya dengan kebebasan berpendapat. Tentu harapan semua penduduk dan Rakyat Indonesia adalah agar keberhasilan politik SBY sebagai Presiden Republik Indonesia yang usianya kurang dari 1  tahun lagi menjadikan Indonesia lebih kuat, mandiri dan bermartabat.
Tak hanya itu, Ibas pun menambahkan bahwa perkembangan kedaulatan negara pun sangat dijaga Pemerintahan SBY dengan penguatan pertahanan dan keamanan Indonesia.
“Modernisasi alutsista dan kesejahteraan TNI/Polri terus ditingkatkan. Dengan begitu, bangsa kita semakin mandiri dalam mengemban tugas keutuhan wilayah NKRI,” Ibas menyampaikan.
Ibas juga berkata bahwa demi mencapai pembangunan yang merata, SBY berjuang agar UU Desa segera tercapai.
“Disahkannya UU Desa tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk memajukan dan memberdayakan masyarakat pedesaan. Kalau negara ingin maju, bukan hanya provinsi yang maju, namun kabupaten dan kota harus maju, begitu juga kecamatan, tetapi akhirnya desa-desa di seluruh Indonesia haruslah makin maju,” ia menjelaskan.
Ibas kemudian mengajak seluruh kader, simpatisan dan masyarakat untuk bersatu menuju Indonesia makin maju, demokratis dan dihormati dunia. Karena Partai Demokrat akan terus mendengar dan bekerja untuk memperbaiki yang belum baik dan meningkatkan yang sudah baik.

“Mari bersama menentukan pilihan yang tepat. Partai Demokrat siap melanjutkan pembangunan dengan bukti-bukti konkret bukan dengan janji-janji. Untuk itu, saya ingatkan pada 9 April nanti jangan lupa coblos nomor 7 (nomor urut Demokrat dalam pemilu – red),” Ibas mengakhiri pernyataannya. (TeamPD/Gs)

Soal Anggaran Kampanye, SBY: Semuanya Terang Benderang

Medan, Sumatera Utara - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan sendiri soal anggaran kampanye saat bertemu pemimpin redaksi dan wartawan senior Medan. Presiden menegaskan bahwa semua seusai aturan.
“Semuanya terang benderang. Ini berlaku sejak 2004 ketika Presidennya Ibu Megawati, berlaku juga 2009 saat saya dan Pak Jusuf Kalla. Yang jelas, apa yang diatur dalam undang-undang dan peraturan itulah yang saya taati,” kata Presiden SBY di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/3) siang.
Mengenai perangkat yang melekat pada Presiden itu memang dibiayai negara. “Kalau perangkat melekat Presiden itu dibiayai oleh negara, hanya itu. Sisanya pasti tidak menggunakan biaya negara satu rupiah pun,” SBY menegaskan.
Presiden juga telah meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit saat selesai kampanye nanti.
Kemudian, Presiden meski melakukan kampanye namun terus memantau seluruh kejadian di Tanah Air. “Meskipun hari ini saya berkampanye sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tapi hakikatnya saya di mana pun tetap bekerja sebagai Presiden, mengambil keputusan, pekerjaan administrasi juga saya lakukan. Saya memantau apa yang terjadi secara nasional,” SBY menjelaskan.
Kamis (27/3) malam, Presiden SBY menerima laporan dari Kapolri Jenderal Sutarman, yang menjelaskan pelaksanaan kampanye berjalan baik.
“Hangat pasti, memanas iya, saling menyerang. Ya itulah politik. Tapi semua terukur, ada yang keras, tapi menurut saya tidak melebihi kepatutannya. Mudah-mudahan terjaga sampai dengan tanggal 5 April dan 9 April mendatang,” ujar SBY.
Hadir dalam pertemuan ini Muhammad Syahrir (Ketua PWI Sumut), Farianda Putra (Medan Pos), Simon Pramono (LKBN Antara Medan), Teruna Jasa Said (Berita Sore), Prabudi Said (Waspada), Adi Pramono (RRI Medan).
Sementara itu, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa dalam kesempatan terpisah menambahkan bahwa Presiden SBY sangat menghormati undang-undang dan peraturan lain yang terkait dengan akuntabilitas anggaran negara. “Prinsip itu pula yang dipatuhinya untuk menarik garis yang tegas di antara kegiatan yang dibiayai negara dan tidak,” ujar Daniel. (TeamPD/Gs)

Banyak Hal Bisa Terjadi dalam Empat Bulan ke Depan

Medan, Sumatera Utara - Pemilihan presiden (pilpres) 2014 akan lebih seru dibanding 2009. Banyak hal bisa terjadi dalam empat bulan ke depan sampai pelaksanaan pilpres, Juli mendatang.
“Sekarang tidak ada incumbent. Pak Jokowi kalau dilakukan survei sekarang mungkin paling tinggi, setelah itu mungkin ada Pak Prabowo, kemudian yang lain-lain. Tetapi empat bulan itu apa pun dapat terjadi. Politik itu cair dan dinamis,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden mengatakan hal ini saat bertemu dengan pemimpin redaksi dan wartawan senior Medan, Sumatera Utara, di Hotel JW Marriott, Jumat (28/3) pukul 14.00 WIB. Hadir dalam pertemuan ini Muhammad Syahrir (Ketua PWI Sumut), Farianda Putra (Medan Pos),Simon Pramono (LKBN Antara Medan), Teruna Jasa Said (Berita Sore), Prabudi Said (Waspada), Adi Pramono (RRI Medan).
Menurut Presiden SBY, pemilu 2014 adalah jembatan untuk kesinambungan dari satu generasi ke generasi, pemimpin ke pemimpin yang lain, pemerintah ke pemerintah yang lain, dan wakil rakyat ke wakil rakyat yang lain. Oleh karena itu pemilu harus berlangsung secara damai dan demokratis.
Presiden kembali mengingatkan bahwa pada tahun 2004 dan 2009 Indonesia dapat mengukir sejarah dalam melaksanakan pemilu. SBY berharap pemilu 2014 dapat mendapatkan kesuksesan yang sama.
Indonesia adalah negara yang kompleks, rumit, dan merupakan negara yang betul-betul melaksanakan pemilihan langsung (direct presidential election). “Yang rumit ini kalau bisa bertahan 3-4 kali maka transisi demokrasi kita berhasil, konsolidasi demokrasi kita berhasil,” Presiden menjelaskan.
Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak para pemimpin redaksi dan wartawan senior untuk mencapai tujuan besar, yaitu pemilu yang damai, demokratis, dan adil dalam menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pemimpin rakyat untuk 5 tahun ke depan menuju Indonesia yang lebih baik.

Hadir mendampingi Presiden SBY dalam pertemuan ini Mensesneg Sudi Silalahi, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, dan Staf Khusus Presiden bidang Publikasi dan Dokumentasi Yani Basuki. (TeamPD/Gs)

Pemerintahan SBY Bawa Indonesia Bebas Polio

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Indonesia, yang berada dalam Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai negara bebas polio. WHO menyatakan status ini Kamis (27/3) pada Conference Hall World Health Organization, South-East Asia Regional Office di New Delhi India.
Selain Indonesia WHO juga menyatakan 10 negara Asia Tenggara telah bebas polio, yang berarti virus tersebut hilang dari 80% wilayah dunia. Sebelumnya  Sri Lanka, Maldives dan Bhutan sudah bebas virus tersebut selama lebih 15 tahun.
Dalam laporannya, BBC menyebutkan  India secara resmi mencatat tiga tahun berturut turut tanpa kasus baru polio.
Pernyataan WHO ini merupakan “tonggak sejarah” dalam usaha dunia menghilangkan virus yang mematikan tersebut.
Direktur kawasan Asia Tenggara WHO Dr Poonam Khetrapal mengatakan,  setelah pemberian sertifikat ini bukan berarti Indonesia menghentikan program imonusasi terhadap balita.
“Ini adalah masalah yang sejak lama dihadapi kawasan, tetapi sekarang kita bebas polio”. Meskipun demikian penyakit ini masih  mewabah di Afghanistan, Nigeria dan Pakistan.
Tantangan besar
Direktor Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama menegaskan, walau telah dinyatakan bebas polio, Indonesia masih akan terus melakukan upaya pencegahan.
Tjandra Yoga Aditama menyebut empat langkah pengamanan:
1.  Menjaga dan meningkatkan cakupan imunisasi,
2). Mengubah secara bertahap vaksin polio menjadi B-OPV  dan IPV utk menghilangkan strain hidup,
3). Menjaga Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) apada angka 2 %
4). Mengamankan virus polio yang ada di laboratorium.
Meskipun pengumuman ini sangat besar pengaruhnya di dunia, WHO mengakui masih menghadapi tantangan besar sebelum memasuki era dunia bebas polio 2018.
WHO mengingatkan bahwa polio muncul kembali di negara konflik seperti Suriah yang sebelumnya berhasil mengatasinya.
Penyakit ini terutama menimpa anak di bawah lima tahun. Virus menyebar dari makanan dan air beracun yang kemudian dapat memasuki sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan pada setiap 200 infeksi.
Asia Tenggara merupakan  kawasan keempat yang dinyatakan bebas polio. Sebelumnya WHO menyatakan bebas polio bagi  Amerika, Pasifik Barat dan Eropa. Sedang Laut Tengah bagian timur dan Afrika masih belum mendapatkan status yang sama.
Sepanjang sejarah pemerintahan, Indonesia telah dengan sungguh-sungguh berusaha membebaskan rakyatnya dari penyakit menular dan mematikan.
* Pada 1959, di masa Presiden Sukarno, pemerintah  memulai Komando Pembasmian Malaria (KOPEM),
* Pada 1974, pada masa pemerintahan Presiden Suharto,  Indonesia dinyatakan bebas Cacar. Delapan tahun kemudian, yaitu pada 1980, dunia dinyatakan bebas Cacar.
* Pada 2014, masa Presiden SBY, Indonesia bebas polio

* Pada 2014, masa  Presiden SBY,  Indonesia telah mendapat pengakuan WHO & UNICEF sebagai negara yang telah berhasil melakukan eliminasi tetanus maternal dan neonatal pada 88,7% Kabupaten/Kota di Indonesia, yang meliputi 97,4% penduduk Indonesia.Pada April – Mei 2014, pemerintah akan melakukan eliminasi di 200 Kabupaten/Kota. (TeamPD/Gs)

Tidak Ada Anggaran Negara untuk Kampanye SBY

Medan, Sumatera Utara - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat taat pada aturan. SBY tidak akan menggunakan anggaran negara untuk kepentingan kampanye atau yang tidak dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan. Presiden akan mengundang BPK untuk mengaudit.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskam hal ini dalam keterangan pers di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/3) pukul 09.30 WIB. Keterangan pers dilakukan untuk menanggapi berita di media massa yang menduga Presiden SBY melanggar peraturan perundang-undangan tentang pemilu.
“Mengenai biaya pesawat dan akomodasi telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Kalau itu harus menggunakan dana kampanye partai, sepenuhnya dana itu yang digunakan. Tidak ada satu rupiah pun anggaran negara yang digunakan untuk kampanye,” ujar Sudi Silalahi.
Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan anggaran negara, seusai masa kampanye Presiden SBY akan mengundang BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) mengaudit dana kampanye atau dana yang digunakan selama kampanye pemilu agar tidak terjadi kesalahan.
“Pelaksanaan kampanye capres dan cawapres tahun 2004 dan 2009 itu dijadikan rujukan. Presiden mematuhi aturan-aturan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan. Itu semua sudah teraudit,” Sudi menjelaskan.
Mengenai Mesesneg dan Seskab yang menyertai Presiden, Sudi menjelaskan bahwa meski dalam suasana kampanye, tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan baik sebagai Presiden atau Kepala Negara semua tetap berjalan.
“Semua instruksi Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk semua pihak yang memang seharusnya menjalankan tugasnya sesuai bidang masing-masing tetap berjalan,” Sudi menegaskan.
Instruksi-insturksi tersebut disampaikan melalui Mensesneg dan Seskab,. Surat-surat yang harus ditandatangani Presiden pun menjadi prioritas, tidak pernah ada yang terabaikan.
Saat di Lampung, Sudi menambahkan, SBY juga kembali menulis surat untuk Raja Arab Saudi terkait kasus Satinah. “Selama perjalanan beliau, tugas pemerintahan dan kenegaraan berjalan dengan baik. Kita pastikan itu,” Sudi menandaskan.
Pesiden SBY juga akan meninggalkan kampanye jika ada situasi yang mendesak untuk ditangani. Misalnya, saat SBY meninggalkan kampanye di Magelang, Jawa Tengah, untuk mengatasi bencana asap di Riau.

Bahkan saat cuti pun, SBY hanya akan menggunakan sekitar 1 jam untuk kampanye. “Tidak pernah menggunakan seharian, paling satu jam. Saya kira itu lumrah,” ujar Sudi. (TeamPD/Gs)

Durian Lokal Tak Kalah Enak, Presiden SBY Saja Makan…

Medan, Sumatera Utara - Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono di ‘Ucok Durian’, bukan saja mengagetkan Zainal Abidin, pemilik kedai durian di Jalan KH. Wahid Hasyim, Medan, Sumatera Utara, Kamis (27/3) malam, itu. Bagi Ucok, begitu Zainal akrab dipanggil, kedatangan SBY dan Ibu Ani merupakan promosi ampuh durian lokal khas Medan.
“Presiden saja makan. Durian kita ndak kalah sama durian impor,” kata Ucok, yang masih tak percaya orang nomor satu di Indonesia tiba-tiba datang ke kedainya dan mencicipi durian.
Malam ini, Presiden SBY dan Ibu Ani diam-diam menikmati kuliner khas Medan. Tanpa banyak yang tahu, tiba-tiba mampir ke ‘Ucok Durian’, salah satu kedai durian yang banyak dikunjungi. Mencicipi beberapa polong durian, SBY mengakui durian Medan memang enak.
“Top ini. Duren betul,” ujar SBY yang memang penggemar buah berkulit duri yang tajam itu.
Para pengunjung yang sedang menikmati durian, sontak kaget menyadari ada SBY serta Ibu Ani diantara mereka. Tak ingin kehilangan kesempatan, mereka langsung berebut posisi terdekat dengan Presiden dan Ibu Negara sembari mengabadikan momen istimewa ini dengan kamera ponsel mereka.
Bagi Ucok (42) dan karyawannya, kedatangan SBY juga berarti rejeki karena banyak orang yang kemudian mampir ke kiosnya demi melihat Presiden berbaur dengan masyarakat. “Semoga membawa rezeki buat kami,” ujar Batubara, seorang karyawan ‘Ucok Durian’ berusia 45 tahun.
“Senang dan kaget ternyata Pak SBY mau ke tempat seterbuka ini, penuh dan padat, sama masyarakat juga berbaur, benar-benar nggak sangka,” ujar Nabila, 22 tahun, mahasiswi Universitas Sumatera Utara.

Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menkop dan UKM Syarifudin Hasan, dan Kapolri Jenderal Sutarman turut mengudap durian di kawasan wisata kuliner Medan ini.(TeamPD/Gs) 

Presiden SBY Ini Era Infrastruktur

Deli Serdang, Sumatra Utara - Meningkatnya kelas menengah di Indonesia membuat permintaan terhadap barang dan jasa meningkat pula. Ada keperluan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, membangun lebih banyak infrastruktur yang diperlukan, termasuk kapasitas transportasi darat, laut, dan udara.
“Ini akan terus terjadi, ini awalan yang baik karena insya Allah pergerakan ekonomi kita akan terus terjadi, dengan cacatan manajemen pemerintahan harus tepat dan pengelolaan perekonomian harus dijalankan dengan baik,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden mengatakan hal itu pada bagian lain sambutannya saat meresmikan Bandar Udara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (27/3) siang.
Asia akan mengalami perkembangan pesat. Dalam konteks itu, Indonesia tidak boleh tertinggal. Solusinya? “Konektivitas Indonesia harus kita bangun,” ujar SBY.
Sebelum Indonesia diintegrasikan dengan kawasan Asia maupun global, maka konektivitas domestik harus kita tingkatkan. Dari situlah lahirnya Masterpalan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). “Kita memerlukan masterplan itu bukan sekedar RPJMN, APBN, ataupun RKP tapi kita perlu masterplan yang tajam, hidup, dan dapat diukur kemajuannya,” SBY menjelaskan.
“Ini era kita membikin lebih baik ekonomi Indonesia, membangun lebih banyak infrastuktur, dan mengokohkan konektivitas di seluruh tanah air,” Kepala Negara menegaskan.
Pada kesempatan ini, Presiden kembali mengundang BUMN dan swasta dalam negeri untuk ikut menyuskeskan infrastruktur. Sebelum kita mengundang mitra dari negara sahabat. (TeamPD/Gs)

Bandara Kualanamu Memperkuat Sumut Sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah Barat

Deli Serdang, Sumatera Utara - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Bandar Udara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (27/3) siang. Peresmian ini juga sekaligus peresmian lima bandar udara lainnya serta Geopark Kaldera Toba.
Bandara Kualanamu sebenarnya mulai beroperasi pada 25 Juli 2013, untuk menggantikan Bandara Polonia yang dibangun pada zaman pemerintahan Belanda. Saat ini Kualanamu sudah melayani sebanyak 205 penerbangan per hari dengan 14 maskapai yang beroperasi.
“Keberadaan Bandara Kualanamu dan pengembangannya pada masa mendatang akan menguatkan posisi Sumatera Utara sebagai pusat pertumbuhan wilayah Barat. Sumatera tercatat sebagai provinsi yang ikut menopang pertumbuhan ekonomi nasional dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang selalu berada di atas rata-rata nasional,” ujar Gubernur Gatot Pujo Nugroho.
Dalam sambutannya, Presiden SBY mengajak untuk sama-sama memahami kemajuan dan dinamika pembangunan di Indonesia, khususnya 10 tahun terakhir. Dengan begitu kita dapat mengerti bagaimana Indonesia dalam 5-30 tahun mendatang.
Hal ini penting bagi pemerintah pusat maupun daerah serta pelaku ekonomi dan dunia usaha. “Dengan visi strategis yang tepat dan mengetahui apa yang diperlukan rakyat Indonesia di masa depan. Saya yakin perencanaan strategi, kebijakan-kebijakan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk membangun negeri ini akan lebih tepat baik pemerintah maupun jajaran usaha,” ujar Presiden SBY.
Seusai memberikan sambutan, Presiden kemudian memukul Gondang Taganing dan menandatangani prasasti tanda diresmikannya Bandar Udara Internasional Kualanamu dan lima bandara lainnya. Kelimanya adalah Terminal Penumpang Bandara Sultan Syarif Qasim II di Pekanbaru, Terminal Penumpang Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Bandara Muara Bungo di Jambi, Bandara Pekon Serai di Lampung Barat, dan Bandara Pagar Alam di Lahat.
SBY juga meresmikan Geopark Kaldera Toba.
“Geopark kebanggaan kita yang isinya akan menjadi ikon wisata dunia, tempat pendidikan, dan kajian yang menguak banyak misteri di masa lalu,” Presiden menjelaskan.
Usai acara peresmian, SBY dan Ibu Ani meninjau galeri foto dan maket serta fasilitas Bandar Udara Internasional Kualanamu. Lalu, SBY dan Ibu Ani ke Kota Medan menggunakan Kereta Api ARS (Aiport Railink Services) dengan perjalanan sekitar 45 menit.
Hadir dalam acara ini Mensesneg Sudi Silalahi, Menhub EE Mangindaan, dan Menteri PU Djoko Kirmanto, Menkop dan UKM Syarifudin Hasan, dan Menparekraf Mari Elka. Terlihat pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. (TeamPD/Gs)

Terobosan Pemerintahan SBY: PTS Dinegerikan, Pegawai Bisa Jadi PNS atau PPPK

Jakarta - Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus melakukan terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergelut di bidang pendidikan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar mengemukakan, terhadap perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) yang dijadikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) oleh pemerintah atau Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), terbuka peluang bagi pegawai PTS tersebut untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Namun pengangkatan pegawai eks perguruan tinggi swasta yang dinegerikan dan pegawai perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) itu harus berpedoman pada Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),” kata Azwar dalam rapat tindak lanjut PTNBH di Kantor Kementerian PAN-RB, Jakarta, Kamis (27/3).
Saat ini sudah ada 13 sampai 20 perguruan tinggi swasta yang sudah dijadikan PTN oleh pemerintah. Jumlah ini diperkirakan di masa mendatang akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya Daerah Otonomi Baru (DOB) dan adanya pemekaran daerah.
Meski demikian, menurut Menteri PAN-RB Azwar Abubakar, sistem seleksi pegawai eks PTS yang akan diangkat menjadi CPNS dilakukan secara nasional. Karena itu, hanya orang-orang yang berkualitas yang dapat lolos seleksi pegawai yang akan diangkat menjadi PNS.
Kualifikasi CPNS dari PTS yang dijadikan PTN itu, lanjut Azwar, sesuai dengan kebijakan dalam UU ASN dilakukan melalui Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan Tes Kemampuan Bidang (TKB) sesuai dengan kebijakan masing-masing PTN.
Menurut Menteri PAN-RB, permasalahan yang sering timbul dalam menjadikan pegawai eks PTS menjadi CPNS adalah masalah usia yang tidak sesuai dengan batas umur.  “Biasanya usia dari pegawai yang akan diangkat sudah melebihi batas umur. Berdasarkan UU ASN, mereka bisa menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) setelah melalui seleksi,” tegas Menteri.
Azwar menilai, penegerian PTS ini sangat positif karena sistem yang berlaku seperti aturan keuangan sampai sistem penggajian juga akan dinegerikan. “Ke depan kami akan segera membuat Peraturan Pemerintah (PP) atau Kepputusan Presiden (Keppres) untuk mengurus masalah perpindahan dari swasta ke negeri,” imbuh Azwar.

Rapat tersebut diikuti oleh sejumlah pejabat dari Kemenko Kesra, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kemenkum HAM, Lembaga Administrasi Negara (LAN), BKN serta pejabat Kementerian PAN-RB. (TeamPD/Gs)

Presiden SBY Tiba di Kualanamu

Deli Serdang, Sumatera Utara - Setelah 2 jam melakukan perjalanan udara dengan Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono tiba di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (27/3) pukul 12.15 WIB.
Para calon penumpang terkejut melihat SBY dan Ibu Ani ada diantara mereka. Tak melewatkan momen ini, mereka langsung mengabadikan foto SBY dan Ibu Ani dengan kamera ponsel mereka. Setelah istirahat sejenak, Presiden SBY kemudian dijadwalkan langsung meresmikan Bandar Udara Internasional Kualanamu serta melakukan peninjauan fasilitas bandara ini.
Bandara Kualanamu terletak di Kabupaten Deli Serdang, sekitar 39 km dari kota Medan, dan merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta. Kualanamu sebenarnya sudah beroperasi sejak September 2013 lalu, meskipun belum diresmikan. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun.
Seusai meresmikan Bandara Kualanamu, Presiden SBY dan Ibu Ani akan menuju ke Medan dengan menggunakan Kereta Api ARS (Airport Railink Services).

SBY dan Ibu Ani dijadwalkan berada di Medan hingga Sabtu (29/3) pagi hari. Kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Semarang dan selanjutnya Bandung. (TeamPD/Gs) 

Presiden SBY ke Medan Resmikan Bandara Kualanamu

Bandar Lampung - Sehari di Lampung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara. Presiden SBY bersama Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri meninggalkan Lampung melalui Bandara Internasional Radin Inten II, Kamis (27/3) pukul 10.20 WIB.
Di Medan, Presiden SBY antara lain akan meresmikan Bandara Internasional Kualanamu. Bandara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, sekitar 39 km dari kota Medan, ini merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta.
Kualanamu sebenarnya sudah beroperasi sejak September 2013 lalu, meskipun belum diresmikan. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun.
Sebelum berangkat ke Medan, pagi tadi Presiden SBY menyempatkan untuk bertemu dengan para pemimpin redaksi dan wartawan senior media lokal Lampung. Dalam kesempatan itu, SBY menyampaikan bahwa masyarakat Lampung adalah masyarakat yang dinamis. SBY sendiri pernah bertugas di Sumatera Bagian Selatan tahun 1996-1997.
“Masyarakat yang bersemangat, energik, dinamis, tentu bisa menjadi kekuatan manakala diarahkan untuk membikin kemajuan di daerah itu. Tapi kalau tidak, akan menganggu kehidupan masyarakat lainnyanya,” ujar SBY.

Rencananya, setelah dari Medan, pada Sabtu (29/3) besok Presiden akan melanjutkan kunjungan ke Semarang di Jawa Tengah dan Bandung (Jawa Barat). Menyertai kunjungan ini, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam. (TeamPD/Gs)

Di Lampung Cuti, Tapi SBY Tetap Bekerja Sebagai Presiden RI

Bandar Lampung - Rabu (26/3) kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya cuti. Namun dari pagi hingga siang SBY tetap bekerja sebagai Presiden RI. Tugas sebagai Presiden itu tetap melekat. Meskipun sempat kampanye sesudahnya.
Presiden SBY menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan para pemimpin redaksi dan wartawan senior Lampung, di HotelSheraton, Bandar Lampung, Kamis (27/3) pukul 08.30 WIB.
“Pada prinsipnya saya masih bekerja sebagai Presiden. Kemarin hari cuti seharusnya karena saya berkampanye di Lampung. Tapi saya masih bekerja pagi sampai siang hari,” kata Presiden SBY.
Hari ini, SBY sepenuhnya mengemban tugas sebagi Presiden RI. SBY mengingatkan, seorang Presiden di manapun tetap presiden. Tugas dan fungsi seorang presiden itu bersifat melekat. “Apakah itu sedang bermain bola, ikut berjuang dalam politik, di manapun, harus bisa mengambil keputusan, memberikan arahan, dan memecahkan masalah,” SBY menjelaskan.
Para pemimpin redaksi yang hadir dalam pertemuan ini, antara lain, Ary Mistanto (Radar Lampung), G. Suhardi (Lampung Pos), D. Sihotang (Kupas Tuntas), Aliunsyah (Koran Editor), Adolf Ayatullah ((Lampung Ekspres). Dalam kesempatan ini, Presiden SBY memberikan buku Selalu Ada Pilihan kepada para tokoh pers dan media massa di Lampung ini. (TeamPD/Gs)

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Partai Demokrat Sudah Teruji dan Terbukti

Lampung - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak perlu ragu memilih Partai Demokrat.
“Memilih Partai Demokrat, berarti rakyat Indonesia akan menjaga dan memelihara kesinambungan pembangunan nasional yang sudah berjalan dengan sangat baik selama hampir satu dekade ini,” politisi muda yang akrab disapa Ibas ini menegaskan di sela-sela Kampanye Akbar Partai Demokrat di Lampung, Rabu (26/3).
Dengan bahasa lain, sambung Ibas, Partai Demokrat telah ‘Teruji dan Terbukti’ dan berhasil di dalam mengelola Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ibas kemudian menyampaikan kembali salam perjuangan Partai Demokrat.
“Salam Satu Jiwa Partai Demokrat benar-benar jitu dalam menjalankan program-program pro-rakyat. Mari Maju bersama PD, jangan mau kita mundur ke belakang banyak yang sudah dirasakan. Partai Demokrat telah memberi bukti, bukan janji,” Ibas meyakinkan.
Sementara khusus kepada seluruh kader, dan simpatisan untuk tidak perlu takut dan harus mampu menjelaskan kepada rakyat tentang pencapaian dan keberhasilan Partai Demokrat dan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai bidang pembangunan.
“Karena sangat banyak program pro-rakyat yang telah dibuktikan PD melalui kiprah kadernya di pemerintahan,” suami Siti Rubi Aliya ini menandaskan.
“Jadi kepada seluruh kader dan caleg Partai Demokrat  diminta untuk berani dan mampu menjelaskan kebenaran sesungguhnya dari keberhasilan parpol di bawah kepemimpinan Presiden SBY,” Ibas mengajak para kader..
Menurutnya, keberanian dan kemampuan menjelaskan kepada rakyat itu sangat penting karena ada partai politik lain yang justru mengklaim keberhasilan dari program prorakyat yang dicapai Partai Demokrat.
“Jelaskan pada masyarakat tentang progam yang telah dicapai Partai Demokrat. Seluruh kader dan caleg Partai Demokrat tidak boleh merasa malu dan ragu-ragu lagi untuk terjun ke masyarakat guna menyosialisasikan keberhasilan Partai Demokrat tersebut,” Ibas menambahkan.
Ibas juga meminta seluruh kader dan caleg Partai Demokrat untuk rutin terjun ke tengah masyarakat guna membantu dalam memperjuangkan aspirasi mereka.
“Saya juga mengingatkan, seluruh kader dan caleg Partai Demokrat jangan pernah sekali pun melukai dan menyakiti hati masyarakat,” Ibas mengingatkan.
Karena dengan peran aktif dalam membantu masyarakat dan kemampuan menjelaskan keberhasilan Partai Demokrat, Ibas sangat yakin Partai Demokrat yang dipimpin SBY akan meraih kemenangan kembali dalam Pemilu 2014.(TeamPD/Gs)

Kemenangan Partai Demokrat untuk Kesejahteraan Rakyat

Lampung Tengah - “SBY… SBY… SBY!” teriakan simpatisan Partai Demokrat Lampung membahana di Lapangan Merdeka, Kabupaten Lampung Tengah pada Rabu (26/03). Dua puluh ribuan warga Lampung, kader dan simpatisan memadati kampanye terbuka Partai Demokrat kali ini. Daya tampung lapangan yang terbatas membuat massa yang terus mengalir, terpaksa tertahan di pinggir lapangan dan perkampungan sekitarnya.
Massa sudah mengalir sejak pagi hari. Sambil menunggu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mereka dihibur band Wali, penyanyi dangdut Cici Paramida, dan penyanyi pop Rio Febrian, yang dipandu pasangan kocak Edwin dan Jody. Di sela-sela menikmati pertunjukan musik, peserta kampanye menyaksikan tujuh penerjun payung mendarat dengan mulus di lapangan.
SBY tiba di lapangan Merdeka menjelang pukul 15.00 WIB, bersama rombongan. SBY terbang dari Jakarta pukul 11 pagi. Setelah beristirahat sejenak di Bandar Lampung, SBY langsung menempuh perjalanan darat lebih kurang 90 menit ke Lampung Tengah melewati ruas Jalan Lintas Sumatera. SBY antara lain didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, para peserta Konvensi Capres PD, para kader PD di Kabinet Indonesia Bersatu II, Pengurus Dewan Pembina PD, Pengurus Harian DPP-PD, para legislator dan caleg DPR-RI, Ketua DPD-PD Lampung Ridho Ficardo, yang akan berlaga dalam Pemilu gubernur Lampung, 9 April, serta para kader utama PD.
“Apa kabar, Lampung…?” SBY menyapa yang segera disambut sorak-sorai hadirin. Mereka tambah riuh ketika SBY menyapa warga dari masing-masing kabupaten, mulai dari Lampung Tengah, Lampung Timur, Kota Metro, Lampung Utara, Way Tangan, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, Mesuji.
“Kados pundi kabari pun,” SBY menyapa para penduduk keturunan Jawa yang jumlahnya cukup banyak di Lampung.
“Om Swastyastu,” SBY juga menyapa hadirin asal Bali yang juga jumlahnya cukup besar di Lampung.
Dalam orasinya SBY menegaskan, kemenangan Partai Demokrat semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. SBY kemudian mengingatkan warga Lampung akan keberhasilan-keberhasilan pembangunan yang mereka nikmati selama ini. Untuk program Bantuan Operasional Sekolah, misalnya, Lampung adalah satu dari 10 daerah penerima dana BOS terbanyak, dengan nilai Rp.751.8 miliar pada tahun anggaran 2014. Angka kemiskinan di Lampung menunjukkan tren penurunan sejak tahun 2007 dengan rata-rata penurunan 1,05 persen per tahunnya, antara lain melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar kesehatan Ibu dan pendidikan anak di bawah lima tahun yang tergolong rumah tangga sangat miskin.
“Demokrat adalah rumah kecil kita. Indonesia adalah rumah besar kita. Mari kita lanjutkan apa yang sudah baik bersama Partai Demokrat,” ,” SBY berseru, disambut sorak-sorai kader dan simpatisan.
Hadirin kemudian sama-sama mengalunkan lagu ‘Rumah Kita’ bersama penyanyi Rio Febrian. SBY ikut menyanyi lantang bersama hadirin, “Partai Demokrat. Nomor tujuh.. Rumah kita.”
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden SBY, kenaikan laju pertumbuhan ekonomi Lampung per tahun rata-rata di atas 5,5%. Pertumbuhan ekonomi Lampung pada akhir tahun 2013 yang mencapai 6,1 persen, di atas angka nasional sebesar 5,78 persen. Kenaikan pendapatan per kapita Lampung pada periode 2004-2009 melambung sebesar 340 persen.
“Kini saudara-saudara kita yang miskin, bisa berobat gratis dengan BPJS,” papar SBY, “Gaji PNS, guru maupun anggota TNI/Polri juga terus naik.”
Diiringi lagu ‘Tendangan dari Langit’, acara berlangsung makin meriah saat SBY melemparkan tujuh bola sepak yang sudah ditandatanganinya kepada hadirin.
“Jadi, tanggal 9 April nanti, pilih nomor berapa?” SBY bertanya pada hadirin.
“Tujuuuh…!” Hadirin berteriak serentak.
SBY menutup kampanyenya dengan memeragakan cara mencoblos kertas suara nomor tujuh, “Demokrat menang untuk rakyat!”
Sebelum pulang, SBY, Ibu Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro dan rombongan turun panggung untuk menyalami masyarakat.
Para calon legislatif DPR-RI dari daerah pemilihan Lampung yang ikut mendampingi SBY dalam kampanye kali ini, antara lain Usmawarnie Peter; Dr. Ir. H Atte Sugandi, MM, MH; Ir. H. Marwan Cik Asan, MM; Nizwar Affandi; H. Hadi M. Musa Said, M.Si; Mutia Julita, SE; Dewi Silvanna, SH.; Ir. Yamin Kusumawijaya; dan Sri Budiyantini. Hadir pula  Arifin Sanjaya, Agustian AF, Dirhamsyah, Hamsin Jalil, Dra. Mastriani, Martalena, Selva, Sugiarto AW, Syafarul Nusi, Tri Heryanto, Toto Herwantoko, dan Yasminie Asyik yang merupakan caleg DPRD Lampung.

Dari Lampung, SBY, dalam kapasitas sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat, dijadwalkan akan berkampanye di Medan, Sumatera Utara pada Jumat, 28 Maret 2014. (TeamPD/Gs)