Jakarta - Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengemukakan, saat ini muncul suara “awas,
Pemilu curang”. Ia mempertanyakan, siapa yang melakukan kecurangan karena
Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saat ini bersifat
mandiri dan Independen.
“Pemilu dilaksanakan melalui sistem yang dilakukan oleh
KPU dan Bawaslu serta jajarannya. Silakan jajaran Bawaslu dan masyarakat luas
awasi,” kata Presiden SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono, yang
diunggahnya Selasa (1/4) pagi.
Saat memimpin sidang kabinet paripurna di kantor
Presiden, Jakarta, Selasa (1/4) pagi, Presiden SBY bahkan mengajak seluruh
masyarakat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan kecurangan pemilu dengan
baik.
Presiden menegaskan, tidak ada yang ingin ada kecurangan
apapun di negeri tercinta ini. “Mari kita pastikan sistem pengawasan berjalan
dengan baik, siapa yang mendapatkan amanah undang-undang pengawasan dan
pencegahan kecurangan itu bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Terhadap pernyataan sejumlah pihak yang mengatakan ada intimidasi
dan paksaan dari sejumlah pejabat daerah, Presiden SBY meminta Mendagri untuk
melakukan komunikasi kepada Bawaslu dan KPU untk memantau jika ada pejabat
negara yang melakukan paksaan. “Dengarkan aduan rakyat kalau memang ada pejabat
di daerah yang melakukan intimidasi dan paksaan, memanggil coblos partai,
misalnya,” tutur SBY.
Adapun terhadap kecurigaan institusi intelijen “bermain”,
Presiden SBY mempersilakan jajaran Bawaslu dan masyarakat luas, termasuk media
massa ikut mengawasi jangan fitnah.
Presiden SBY juga menginstruksikan kepada Kapolri untuk
melindungi jika ada tokoh yang merasa terancam dalam proses Pemilu kali ini.
“Jajaran Polri dan aparat keamanan lainnya agar bekerja penuh —sebelum, selama
dan setelah pemungutan suara— untuk memastikan Pemilu berjalan tertib dan
aman,” pinta SBY.
Presiden SBY mengingatkan, jajaran TNI dan Polri agar
menjaga netralitas selama Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden tahun
ini. “Jaga netralitas TNI dan Polri, tidak boleh tergoda kekuasaan.
Selama berstatus aktif, TNI dan Polri harus tetap lurus, tidak berpolitik,”
tegasnya.
Melalui akun twitternya @SBYudhoyono itu, Presiden SBY
mengatakan, Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 lalu telah berlangsung demokratis dan
tertib. Karena itu, ia berharap kita akan mengulanginya lagi di Pemilu 2014.
Saat Indonesia bisa menyelenggarakan 3-4 Pemilu dengn
Sistem Pilpres Langsung secara damai dan demokratis, lanjut Presiden, itu
menunjukkan demokrasi kita makin matang. “Ini berarti transisi dan konsolidasi
demokrasi kita berhasil. Berarti pula demokrasi sungguh membawa manfaat nyata
bagi rakyat Indonesia,” tutur SBY.
Presiden mengingatkan kepada peserta Pemilu Legislatif
dan Pemilu Presiden harus “siap menang, siap kalah”. “Yang menang bertenggang
rasa, yang kalah tidak perlu ngamuk,” ujarnya.
Ia menyebutkan, pengalaman Pilpres 1999 dan sejumlah
Pilkada langsung, yang tadinya berjalan damai tiba-tiba menjadi anarkis. Karena
itu, Presiden SBY mengajak semua pihak untuk mencegahnya.
Kepala Negara mengingatkan, Indonesia negara hukum. Ada
saluran bagi rakyat yang akan mengadu dan menuntut. “Mari kita gunakan cara
demokratis yang diatur Undang Undang,” serunya. (TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar