Denpasar, Bali - Partai Demokrat di Bali tidak melakukan kampanye terbuka demi menghemat biaya. Tanpa kampanye terbuka, total dana yang bisa dihemat, baik keuangan parpol maupun para calon legislatif, bisa mencapai 70 persen.
"Partai kami di Bali, baik pengurus partai di kabupaten dan kota serta para calon legislatif tidak melakukan kampanye terbuka. Lebih baik kampanye dengan langsung melakukan pendekatan kepada massa pendukung," kata Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta di Denpasar, Jumat (21/3/2014).
Mudarta mengatakan, kampanye langsung kepada basis massa akan lebih efektif dan efisien dibanding harus menyelenggarakan kampanye terbuka di lapangan umum.
"Menurut kami kampanye terbuka dengan mengerahkan massa itu biaya sangat tinggi. Karena mengumpulkan massa mencapai ribuan orang tidak mudah, mulai dari sewa kendaraan, konsumsi, baju kaos dan uang saku," ujar politikus asal Kabupaten Jembrana itu.
Mudarta mengatakan, jika kampanye dengan sistem "simakrama" (tatap muka), sosialisasi dari ruamh ke rumah warga akan lebih efektif, artinya dana yang diserahkan tepat sasaran kepada massa pendukung partai.
"Dengan gaya kampanye seperti tersebut penghematan dana baik dari DPD maupun para Caleg mencapai 70 persen. Jadi kalau memang caleg itu memiliki dana kampanye lebih maka bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan," ucapnya.
Ditanya apa dana kampanye tersebut dikenakan kepada para celeg? Mudarta mengaku tidak menarik dana dari para caleg. Partai menyerahkan kampanye sosialisasi tersebut kepada caleg bersangkutan.
"Kami tidak ada menarik dana dari bakal caleg untuk diloloskan menjadi caleg. Termasuk pada kampanye, DPD tak ada menarik dana dari caleg bersangkutan. Kami hanya mengarahkan kepada caleg agar bekerja secara maksimal untuk mendapat dukungan dirinya sendiri dan partai," katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Bali Dewa Kade Raka Sandi mengatakan dari 12 partai politik yang menjadi kontestan pemilu. Hanya empat parpol yang mengajukan kampanye terbuka, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Gerindra dan Partai NasDem.
"Hanya empat partai politik yang mengajukan kampanye terbuka. Sedangkan sisanya hanya menjadwalkan kampanye tertutup atau dengan gerakan sosialisasi ke kantong-kantong pendukungnya," kata Raka. (TeamPD/Gs)
"Partai kami di Bali, baik pengurus partai di kabupaten dan kota serta para calon legislatif tidak melakukan kampanye terbuka. Lebih baik kampanye dengan langsung melakukan pendekatan kepada massa pendukung," kata Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta di Denpasar, Jumat (21/3/2014).
Mudarta mengatakan, kampanye langsung kepada basis massa akan lebih efektif dan efisien dibanding harus menyelenggarakan kampanye terbuka di lapangan umum.
"Menurut kami kampanye terbuka dengan mengerahkan massa itu biaya sangat tinggi. Karena mengumpulkan massa mencapai ribuan orang tidak mudah, mulai dari sewa kendaraan, konsumsi, baju kaos dan uang saku," ujar politikus asal Kabupaten Jembrana itu.
Mudarta mengatakan, jika kampanye dengan sistem "simakrama" (tatap muka), sosialisasi dari ruamh ke rumah warga akan lebih efektif, artinya dana yang diserahkan tepat sasaran kepada massa pendukung partai.
"Dengan gaya kampanye seperti tersebut penghematan dana baik dari DPD maupun para Caleg mencapai 70 persen. Jadi kalau memang caleg itu memiliki dana kampanye lebih maka bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan," ucapnya.
Ditanya apa dana kampanye tersebut dikenakan kepada para celeg? Mudarta mengaku tidak menarik dana dari para caleg. Partai menyerahkan kampanye sosialisasi tersebut kepada caleg bersangkutan.
"Kami tidak ada menarik dana dari bakal caleg untuk diloloskan menjadi caleg. Termasuk pada kampanye, DPD tak ada menarik dana dari caleg bersangkutan. Kami hanya mengarahkan kepada caleg agar bekerja secara maksimal untuk mendapat dukungan dirinya sendiri dan partai," katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Bali Dewa Kade Raka Sandi mengatakan dari 12 partai politik yang menjadi kontestan pemilu. Hanya empat parpol yang mengajukan kampanye terbuka, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Gerindra dan Partai NasDem.
"Hanya empat partai politik yang mengajukan kampanye terbuka. Sedangkan sisanya hanya menjadwalkan kampanye tertutup atau dengan gerakan sosialisasi ke kantong-kantong pendukungnya," kata Raka. (TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar