Jakarta - Kurang
kuatnya figur calon presiden yang telah muncul saat ini, membuat peta politik
diprediksi berubah signfikan. Akibatnya, kemungkinan besar tidak akan ada
parpol dominan yang mampu meraih suara di atas 20 persen. Begitu pula dengan
peluang capres yang maju sendiri tanpa berkoalisi dengan parpol lain.
“Menurut saya sulit di 2014
nanti, ada parpol yang menang mutlak karena dengan peta politik sekarang, tidak
ada parpol yang punya figur kuat yang bisa membuat parpol naik pesat
elektabilitasnya, seperti tahun 2004 dan 2009 saat SBY jadi capres,” tutur
Harry Witjaksono kepada Jurnal Depok, Minggu (2/3).
Guna memerkuat argumentasinya,
Harry memberi contoh di 2004 dan 2009 tingkat popularitas dan elektabilitas SBY
bisa mencapai 60 persen. “Kalau dibandingkan dengan Jokowi saja, yang saat ini
jadi trending figure, hasil surveinya paling tinggi sekitar 40 persen,” ujar
calon Legislator DPR RI Dapil Jabar VI Kota Bekasi-Depok itu
Bahkan berdasarkan peta politik
mutakhir setelah deklarasi Jokowi sebagai capres PDIP, lanjut Legislator Komisi
III DPR RI ini, sudah tampak beberapa parpol melakukan pembagian kekuasaan
menuju koalisi parpol.
“Dari kampanye sekarang saja
tampak gejala beberapa partai akan melakukan power sharing. Seperti maneuver
politik yang dilakukan Pak Prabowo lewat Gerindra yang merespon deklarasi
capres Jokowi,” ungkapnya.
Atas berbagai perkembangan
mutakhir itu, Demokrat, lanjut Harry, akan terus berupaya memertahankan
elektabilitasnya seperti di 2009. Meskipun Harry mengakui, situasi saat ini
berbeda dengan iklim politik 2009.
“Tapi masih ada kemungkinan,
setidaknya Demokrat saat ini sudah di posisi 3 besar. Perbedaan persentase
dengan parpol di atasnya juga tidak terpaut jauh,” imbuh Ketua Pansus RUU
Pencucian Uang, yang kini sangat berguna menjerat para koruptor oleh KPK,
Kejaksaan dan Kepolisian itu.
Terhadap peluang Demokrat
berkoalisi dengan parpol lain, Harry mengaku belum mengetahui perkembangannya.
Namun menurutnya, Demokrat masih akan menunggu hasil pemilu legislatif Rabu, 9
April 2014. “Kami menunggu hasil pileg,” ujarnya.
Kendati demikian, kata Harry,
Demokrat akan mendukung capres yang melanjutkan program pembangunan pro rakyat
(Pro Poor), pro pembukaan lapangan kerja (Pro Job), pro pertumbuhan (Pro
Growth) dan pro lingkungan (Pro Environment).
“Demokrat akan mendukung capres
yang melanjutkan program yang telah diwariskan Presiden SBY. Hal-hal yang
kurang baik harus kita perbaiki bersama. Demokrat juga akan berkoalisi dengan
parpol manapun yang penting menjaga komitmen melanjutkan 4 program yang
dirintis SBY. Demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negeri ini
yang lebih baik, termasuk tetap diperhitungkan oleh bangsa lain di muka bumi,”
tandasnya. (TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar