Tabanan,
Bali - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menghadiri silaturahmi dengan keluarga besar veteran Bali di Taman Pujaan
Bangsa (TPB) Margaranan, Tabanan, Bali, Minggu 23 Maret 2014. Dalam kesempatan
itu, Presiden menggugah kembali spirit nasionalisme dan patriotisme warga
negara Indonesia.
Menurutnya, semangat kepahlawanan pejuang kemerdekaan di Bali sebagaimana yang dilakukan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dan pejuang lainnya harus menjadi warisan spirit untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme warga negara.
Di hadapan ratusan veteran pejuang kemerdekaan, Jenderal Purnawirawan TNI ini mengungkapkan dirinya adalah bagian dari keluarga besar veteran. Sebagai keluarga besar veteran, dalam dirinya juga mengalir darah militer yang memiliki komitmen untuk memegang teguh sumpah militer (prajurit TNI) untuk senantiasa memastikan tetap berdiri tegaknya kedaulatan NKRI.
"Nasionalisme dan patrionisme dengan cinta bangsa dan Tanah Air. Kedaulatan Indonesia harus tetap tegak berdiri. Tidak boleh satu jengkal tanah (wilayah NKRI) yang digangu oleh siapa pun. Itulah hakekat nasionaloisme dalam situasi perang," kata Presiden SBY.
Menurut dia, konsesus dasar bangsa ini yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, harus tetap tegak berdiri. "Tidak boleh siapapun mengganggu dan merongrongnya," kata Yudhoyono.
Ditambahkan Presiden SBY, nasionalisme dan patriotisme dewasa ini, hendaknya dimanifestasikan sesuai konteks dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Keduanya dapat diwujudkan dengan mengisi pembangunan, memajukan perekonomian, meningkatkan kesejateraan rakyat, menciptakan keamanan, terwujudnya relasi hidup yang harmoni dan berkeadilan sosial.
Menurutnya, semangat kepahlawanan pejuang kemerdekaan di Bali sebagaimana yang dilakukan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dan pejuang lainnya harus menjadi warisan spirit untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme warga negara.
Di hadapan ratusan veteran pejuang kemerdekaan, Jenderal Purnawirawan TNI ini mengungkapkan dirinya adalah bagian dari keluarga besar veteran. Sebagai keluarga besar veteran, dalam dirinya juga mengalir darah militer yang memiliki komitmen untuk memegang teguh sumpah militer (prajurit TNI) untuk senantiasa memastikan tetap berdiri tegaknya kedaulatan NKRI.
"Nasionalisme dan patrionisme dengan cinta bangsa dan Tanah Air. Kedaulatan Indonesia harus tetap tegak berdiri. Tidak boleh satu jengkal tanah (wilayah NKRI) yang digangu oleh siapa pun. Itulah hakekat nasionaloisme dalam situasi perang," kata Presiden SBY.
Menurut dia, konsesus dasar bangsa ini yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, harus tetap tegak berdiri. "Tidak boleh siapapun mengganggu dan merongrongnya," kata Yudhoyono.
Ditambahkan Presiden SBY, nasionalisme dan patriotisme dewasa ini, hendaknya dimanifestasikan sesuai konteks dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Keduanya dapat diwujudkan dengan mengisi pembangunan, memajukan perekonomian, meningkatkan kesejateraan rakyat, menciptakan keamanan, terwujudnya relasi hidup yang harmoni dan berkeadilan sosial.
"Mengembangkan pariwisata Bali untuk kesejahteraan, itu juga
bentuk pelaksanaan nasionalisme," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih dan penghragaan atas jasa pahlawan Bali yang telah berjuang hingga tetes darah terakhir di medan tempur untuk mewujudkan Indonesia merdeka.
"Bangga dengan yang telah dilakukan pahlawan di Bali. (Perang) Puputan terjadi di mana-mana.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih dan penghragaan atas jasa pahlawan Bali yang telah berjuang hingga tetes darah terakhir di medan tempur untuk mewujudkan Indonesia merdeka.
"Bangga dengan yang telah dilakukan pahlawan di Bali. (Perang) Puputan terjadi di mana-mana.
Ada di mana-mana.
Kita beri penghargaan kepada pejuang Bali," katanya.
Ia mengajak semua komponen masyarakat untuk menghormati jasa pahlawan bangsa. Bangsa yang besar, kata Yudhoyono, adalah bangsa yang menghormati pahlawan.
Ia mengajak semua komponen masyarakat untuk menghormati jasa pahlawan bangsa. Bangsa yang besar, kata Yudhoyono, adalah bangsa yang menghormati pahlawan.
"Kita berdiri di sini, di
tempat sejarah ini sebagai ucapan terima kasih dan pengharagaan," katanya
lagi. (TeamPD/Gs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar